Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Harapan dan Keluh Kesah Warga Jakarta

Kompas.com - 22/06/2016, 13:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta genap berusia 489 tahun pada 22 Juni 2016 ini. Warga pun memiliki banyak harapan untuk Jakarta yang usianya semakin tua.

Dinda Ayu (27), karyawan swasta di kawasan Tomang, Jakarta Barat, berharap Jakarta tidak macet lagi. Ia juga berharap jumlah unit bus transjakarta koridor VIII (Harmoni-Lebak Bulus) terus ditambah.

"Bus transjakarta yang ditambah jangan buat koridor I saja dong. Tapi semakin tua, Jakarta semakin macet saja, apalagi Cipulir tuh, pusing," kata Dinda kepada Kompas.com, Rabu.

Meski demikian, dia mengapresiasi kinerja para pasukan oranye, baik pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dan pekerja harian lepas (PHL).

Berkat kinerja para pasukan oranye tersebut, lingkungan Jakarta menjadi bersih. Ia juga berharap para pengendara motor tidak lagi menyerobot trotoar.

Kemudian Riesky Adiati (26) berharap Pemprov DKI Jakarta semakin tegas menindak para pengemudi angkot yang ngetem di pinggir jalan. Khususnya di perempatan Palmerah, Jakarta Barat.

"Semoga pedagang Pasar Palmerah enggak ada yang dagang sampai tengah jalan lagi. Sudah pedagang turun ke jalan, mikrolet ngetem semua, tolong ditengok tuh Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama)," kata wanita yang akrab disapa Kiki tersebut.

Sedangkan Hira Puspita (27) berharap agar kali di Jakarta terus dibersihkan dari sampah. Dengan demikian, ruas jalan Jakarta tak lagi tergenang hingga terendam banjir. Ia juga berharap agar tak ada lagi pembangunan mal di Jakarta.

"Mal udah kebanyakan, enggak perlu keluarin izin bangun mal lagi, malah tambah macet jalanan. Lebih baik banyakin taman buat hang out seperti di Bandung," kata pegawai Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tersebut.

Terakhir, Faridha (28) berharap agar trotoar di Jakarta semakin rapi. Ia menyesalkan banyaknya galian di atas trotoar yang tak diperbaiki kembali.

"Kalau di Surabaya, galian semua ditangani sama Pemkot-nya. Jadi mudah-mudahan DKI bisa tegas saja sama yang merusak kontraktor, biar pejalan kaki seperti saya enggak kesusahan jalan di trotoar," kata Faridha.

Kompas Video HUT JAKARTA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com