JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyoroti sepinya penumpang di Terminal Pulogebang.
Menurut dia, penumpang rata-rata lebih memilih untuk naik dan turun di Terminal Pulogadung atau Terminal Rawamangun dibandingkan dengan di Terminal Pulogebang.
"Ini (Terminal) Pulogebang gedungnya bagus besar, tetapi sepi banget. Penumpang malah milih ke terminal yang jelek kayak di Pulogadung, ya memang lebih strategis sih," kata Basuki di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (4/7/2016).
(Baca juga: "Blusukan" ke Terminal Pulogebang, Ahok Mengeluh Kepanasan)
Basuki menilai, dana anggaran yang dihabiskan untuk pembangunan Terminal Pulogebang tak sebanding dengan jumlah penumpang yang naik atau turun kendaraan di terminal tersebut.
Adapun dana anggaran untuk pembangunan Terminal Pulogebang mencapai Rp 448,6 miliar.
Menurut dia, sepinya penumpang akan berdampak terhadap pelaku usaha yang berencana menyewa tempat di sana.
"Ini (Terminal Pulogebang) pemborosannya ngeri ya. Kalau belum ramai kayak begini, sewain ke orang buat tempat jualan juga enggak bisa," kata Basuki.
(Baca juga: Terminal Pulogebang Disebut "Ramah" Penyandang Disabilitas)
Selain itu, ia menyebut desain pembangunan Terminal Pulogebang sudah salah sejak awal. Menurut dia, seharusnya ada rumah susun di atas Terminal Pulogebang.
"Sekarang kalau pemerintah pusat (Kementerian Perhubungan) mau ambil (alih), ambil saja. Kami minta, syaratnya mereka bangun rumah susun. Pengelolaan oleh mereka, tetapi tenaga di terminal pakai kami (Dishubtrans DKI)," kata Basuki.