Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Kelanjutan Revitalisasi Pasar Ikan...

Kompas.com - 12/07/2016, 08:48 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Senin (11/7/2016), revitalisasi kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, oleh Pemprov DKI Jakarta belum sepenuhnya terealisasi.

Setelah digusur pada April lalu, kawasan Pasar Ikan kini kembali diduduki eks warganya. Mereka menempati zona empat dan lima Pasar Ikan.

Para eks warga Pasar Ikan itu mencoba bertahan di sana dan mengais rezeki dari puing-puing bangunan yang tersisa.

(Baca juga: Bertahan dan Mengais Rezeki di Atas Puing Pasar Ikan)

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, Senin, Pemprov DKI Jakarta tampak baru menyentuh zona 1, 2, dan 3. Revitalisasi pun masih jauh dari harapan.

Tampak situs sejarah Pasar Ikan dipagari dengan seng. Pemagaran dilakukan agar situs sejarah ini tidak disalahgunakan warga.

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta Teguh Hendrawan menegaskan bahwa pembangunan kawasan Pasar Ikan tidak berhenti.

"Jalan terus kok. Enggak berhenti," kata Teguh saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Senin.

Teguh mengakui bahwa warga kembali mendirikan bangunan liar dan tenda di zona 4 dan zona 5 kawasan Pasar Ikan.

Kahfi Dirga Cahya Jaya (53) eks warga Pasar Ikan mengumpulkan kayu bekas bangunan di Pasar Ikan, Jakarta Utara, Senin (11/7/2016).
Namun, menurut dia, keberadaan tenda dan bangunan liar itu tak menghalangi pembangunan Pasar Ikan.

Proses pembangunan kawasan ini akan dilanjutkan pada Juli 2016 dengan tahap awal pemasangan sheetpile (turap) di sekeliling Pasar Ikan.

Pembangunan turap akan difokuskan di zona 1, 2, dan 3. Zona tersebut berada di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa dan depan Museum Bahari.

(Baca juga: Pembangunan Pasar Ikan Dilanjutkan pada Juli Ini)

Menurut dia, pembangunan Pasar Ikan harus direalisasikan karena masuk dalam program nasional.

Mengenai tidak adanya petugas dari Pemprov DKI Jakarta yang berjaga di Pasar Ikan, Teguh mengatakan bahwa saat ini pembangunan kawasan tersebut masih dalam proses lelang pengerjaan sheetpile.

Petugas pun ditarik dan akan diterjunkan kembali bila proses lelang selesai.

"Kemungkinan, bulan Juli ini. Nanti kami rapat dengan pihak wali kota dan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) lain dulu," ujar Teguh.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan menertibkan tenda dan bangunan liar yang dibangun di kawasan tersebut.

Kompas TV Tolak Relokasi, Nelayan Bertahan di Tenda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com