Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poin-poin Kesaksian Pegawai Olivier dalam Sidang Kasus Jessica

Kompas.com - 21/07/2016, 08:08 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan tiga pegawai Kafe Olivier sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/7/2016).

Tiga pegawai itu adalah Aprilia Cindy Cornelia sebagai resepsionis, Marlon Alex Napitupulu sebagai pelayan, dan Agus Triyono yang juga pelayan.

Live streaming sidang pembunuhan Mirna: https://youtu.be/jwALTrVeH-Q 

Dalam persidangan itu, Cindy yang pertama kali menyampaikan keterangannya. Ia mengaku melayani Jessica saat pertama kali terdakwa datang ke Kafe Olivier.

(Baca juga: Satu Jam yang Penuh Misteri di Meja 54 Kafe Olivier...)

Saat itu, Jessica datang pada Rabu (6/1/2016) sekitar pukul 15.30 WIB. Jessica awalnya memesan tempat untuk empat orang di area dilarang merokok.

Jessica, kata Cindy, sempat masuk ke dalam, tepatnya di daerah lorong kafe untuk melihat situasi sekitar.

Kemudian ia kembali lagi kepada Cindy. Jessica diketahui tak langsung menuju tempat duduk.

Saat itu, Jessica mengatakan kepada Cindy bahwa ia akan kembali lagi pukul 16.00 WIB. Sebab, teman-teman Jessica ketika itu belum datang.

Kemudian pukul 16.14 WIB, Jessica kembali datang. Cindy pun langsung mengantarkan Jessica ke area no smoking di meja berkapasitas empat orang.

Di Kafe Olivier, terdapat banyak meja berkapasitas empat orang. Namun, ada perbedaan bangku pada meja-meja tersebut. Ada yang dilengkapi bangku kayu, ada juga yang dilengkapi sofa.

Meja nomor 54

Pada hari itu, Cindy mengarahkan Jessica untuk memilih bangku jenis sofa.

Terdapat tiga meja berkapasitas empat orang dengan bangku sofa di Kafe Olivier, yakni meja 53, 54 dan 55. "Table 53 dan 55 ada orangnya," kata Cindy di PN Jakpus, Rabu (20/7/2016).

Hakim Kisworo kembali bertanya kepada Cindy apakah Jessica sengaja memilih meja nomor 54 atau tidak. 

(Baca juga: Jessica Terpaksa Memilih Meja Nomor 54 di Kafe Olivier)

Cindy pun menjawab bahwa Jessica memilih meja tersebut karena hanya meja nomor 54 yang kosong dan sesuai pesanan Jessica. "Iya (tak bisa milih)," kata Cindy.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com