Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mediasi Buntu, Orangtua Pasien Korban Vaksin Palsu Kecewa pada Manajemen RS Harapan Bunda

Kompas.com - 03/08/2016, 18:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Orangtua pasien korban kasus vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda melakukan mediasi dengan pihak rumah sakit di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (3/8/2016). Namun, pertemuan tersebut berujung buntu.

Wakil Direktur Bidang Komunikasi RS Harapan Bunda Fida Kholid mewakili manajemen RS Harapan Bunda. Sementara pihak orangtua korban kasus vaksin palsu diwakili, August Siregar.

August mengatakan, pihak orangtua meminta RS Harapan Bunda memenuhi tujuh tuntutan yang dibuat. Namun, perwakilan RS Harapan Bunda tidak dapat memberi keputusan.

"Kami tidak panjang lebar, kami tidak mau berbicara masalah hukum atau apa, kami hanya minta tujuh tuntutan itu dipenuhi. Tapi yang datang tadi mohon maaf bukan sebagai pengambil keputusan, yang datang wakil direkturnya itu. Jadi pada intinya buntu," kata August, kepada Kompas.com.

Salah satu dari tujuh tuntutan orangtua korban, yakni menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi di RS Harapan Bunda periode 2003 hingga 15 Juli 2016. Namun, pihak RS Harapan Bunda belum dapat menyanggupinya. Alasannya, kasus vaksin diambil alih Satgas Vaksin Palsu dari pemerintah.

"Dia berargumen kami tidak boleh begini, tidak boleh begitu seusai arahan dari satgas," ujar August.

Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengatakan, RS Harapan Bunda diberi waktu dua hari untuk memenuhi tujuh tuntutan orangtua pasien korban vaksin palsu.

"Saya kira hasil pertemuan tidak sesuai harapan. Kita berikan waktu dua hari untuk mengambil keputusan untuk memenuhi tujuh tuntutan standar itu," ujar Arist.

Sedianya mediasi hendak dilakukan di RS Harapan Bunda. Namun, untuk alasan keamanan, pertemuan dilakukan di kantor Komnas PA atas permintaan manajemen RS Harapan Bunda.

Kompas TV RS Harbun Digugat ke Pengadilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com