Ia tak mau menjadi calon wakil gubernur meskipun ada partai atau calon gubernur lain yang meminangnya.
"Saya mau mengubah Jakarta, makanya harus jadi gubernur. Kalau jadi wagub enggak bisa," kata Adhyaksa.
Adhyaksa cukup sering hadir dalam acara diskusi-diskusi politik. Dalam sejumlah diskusi tersebut, dia menjelaskan alasannya ingin menjadi cagub. Dia juga menjelaskan kerelaannya untuk mundur jika memang elektabilitasnya tidak kunjung naik.
Namun, Adhyaksa tak mau mendaftar dalam penjaringan cagub yang dilakukan partai politik. Ia tetap pada pendiriannya, menunggu dilamar partai politik untuk menjadi cagub.
Adhyaksa tidak mau mendaftarkan diri untuk mengikuti penjaringan bakal cagub yang digelar partai politik.
"Kalau (parpol) mau dan (saya) dipercaya, saya siap. Tetapi, kalau harus mengikuti seleksi, wawancara, dan sebagainya, saya menolak. Karena yang sesungguhnya dicari itu pemimpin, bukan penguasa," kata Adhyaksa.
Sampai saat ini, belum ada partai politik yang melamarnya. Namanya perlahan menghilang dari bursa cagub Pilkada DKI 2017.
Yusril Ihza Mahendra
Yusril pernah disebut-sebut sebagai bakal cagub yang paling kuat untuk melawan Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu sering melakukan safari politik.
Tiap Jumat, dia rajin melakukan shalat Jumat bersama warga dari satu masjid ke masjid yang lainnya. Yusril juga menjadi pembela probono warga Luar Batang, Jakarta Utara, yang terancam penertiban.
Saat pendaftaran partai politik dibuka, Yusril mendaftarkan dirinya ke partai-partai itu. Maklum, partai yang dipimpin Yusril tidak memiliki kursi di DPRD DKI.
Sebuah partai politik atau koalisi partai politik harus mempunyai minimal 22 kursi di DPRD DKI untuk bisa mengusung seorang cagub.
Yusril mengaku kerap diolok-olok karena mendaftarkan diri sebagai bakal cagub DKI Jakarta ke sejumlah partai politik. Menurut Yusril, mencari kendaraan partai merupakan salah satu cara untuk bisa mengikuti pilkada.
"Kalau ke partai, saya diolok-olok terus, dihina, (dibilang) ngemis ke partai," kata Yusril.
Ia mendaftar ke berbagai partai politik, antara lain Gerindra, PDI-P, Demokrat, dan PKB.
Yusril sudah gagal dalam penjaringan di Partai Gerindra. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Soebianto telah memilih Sandiaga Uno yang akan diusung.
Belum ada pengumuman dari PDI-P, Partai Demokrat, dan PKB sampai saat ini.
Sementara itu, kegiatan shalat Jumat ke masjid-masjid bersama warga tidak lagi dilakukan Yusril sesering dulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.