Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ahok Ingin Dapat Dukungan PDI-P?

Kompas.com - 15/09/2016, 21:32 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik Ubaidillah Badroen menjelaskan alasan mengapa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menginginkan dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam Pilkada DKI 2017. Menurut Ubaidillah, Ahok  ingin menciptakan pemerintahan yang mendapat dukungan kuat di parlemen.

Dukungan kuat di parlemen menjadi faktor pemerintah daerah dapat bekerja efektif untuk mencapai cita-cita Jakarta yang lebih baik. Di DPRD DKI, lanjut dia, PDI-P dan Partai Gerindra-lah yang punya kekuatan dominan.

"Saya kira ini yang membuat Ahok ingin dukungan dari PDI-P," kata Ubaidillah pada acara diskusi "Jakarta di Tangan Ahok", di Bakoel Coffee di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

PDI-P jadi kunci karena merupakan partai kuat dibanding partai lainnya. Namun, dia menilai, PDI-P masih berpikir-pikir untuk mendukung Ahok. Pasalnya, Ahok bukan kader partai itu.

"Kan PDI-P juga berpikir ulang apakah Ahok seorang kader PDI-P, lalu nanti bagaimana komitmennya dengan kepentingan partai dan bangsa ini," kata Ubaidillah.

Ahok tengah dihadapkan pada penolakan yang tidak hanya datang dari kelompok berbasis agama, tetapi juga kelompok nasionalis.

"Misalnya kelompok nasionalis yang meminta Ketua Umum PDI-P (Megawati Soekarnoputri) untuk tidak mencalonkan Ahok. Argumentasinya rasional sebetulnya, bahwa Ahok bukan anggota parpol," ujar Ubaidillah.

Terlepas dari itu, dia berharap Pilkada DKI bukan ajang pertarungan yang melihat sosok calon dari sisi subyektif, misalnya etnis, tetapi pertarungan antar gagasan para calon.

"Gagasan apa yang ada di kepala Ahok, gagasan apa yang dimunculkan dari Sandiaga Uno. Jadi pertarungan gagasan itu yang harus jadi agenda utama di media, supaya publik bisa memilih," kata Ubaidillah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com