JAKARTA, KOMPAS.com - Waduk Ria Rio di Pulogadung, Jakarta Timur, menjadi kotor dengan sampah setelah hujan turun di wilayah tersebut selama satu jam lebih. Tampak sampah dari saluran air ikut masuk ke waduk tersebut.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (19/9/2016), sekat terapung yang dibuat Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI tak mampu menahan semua sampah yang hanyut bersama derasnya arus dari saluran air.
(Baca juga: Merawat Waduk Ria Rio agar Tetap Apik)
Sampah yang lolos dari sekat terapung itu didominasi sampah plastik, seperti botol air mineral dan kantong kresek.
Tampak pula sampah ranting, kayu, batang pisang, dan gabus mengambang di waduk tersebut.
Setelah hujan berhenti, petugas UPK Badan Air mulai bekerja memunguti sampah di permukaan air.
Petugas yang menumpang perahu itu terlihat menarik sampah dari air dengan menggunakan serokan dan jaring bekas kipas angin. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan dalam perahu.
"Kalau hujan ya seperti itu, banyak sampahnya. Kalau yang botol ngapung masih bisa ditahan sama sekat yang kita pasang, tetapi ada juga yang masuk lewat bawah sekat," kata pekerja UPK Badan Air setempat, Endang (45), kepada Kompas.com, Senin (19/9/2016).
Banyaknya sampah yang hanyut, lanjut dia, dikarenakan masih adanya warga di sepanjang dua saluran penghubung yang membuang sampah sembarangan.
"Kalau hujan kadang kesempatan juga buat warga buang sampah," ujar Endang.
(Baca juga: Dinas Tata Air Janjikan Honor PHL Waduk Ria Rio Segera Cair )
Kendati demikian, tidak terlihat sampah hanyut sampai ke tengah waduk. Sampah hanya terlihat di sudut waduk dekat saluran penghubung.
Paling banyak sampah terbawa arus dari saluran penghubung yang sejajar dengan Jalan Pulomas Utara.
Sementara itu, di saluran penghubung yang sejajar Jalan Pulomas Barat, sekat yang dipasang cukup efektif menahan sampah.
Para petugas memperkirakan, pembersihan sampah membutuhkan waktu lebih dari dua hari.