JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menyatakan bahwa ia tidak akan memaksa pendukungnya untuk mengenakan kemeja kotak-kotak pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Enggak harus pakai kotak-kotak kok, bebas kok," kata dia di Balai Kota, Jumat (23/9/2016).
(Baca juga: Relawan Akan Jual Kemeja Kotak-kotak Ahok-Djarot)
Ahok mempersilakan setiap kelompok relawan untuk membuat rancangan baju sesuai kreasinya masing-masing. Ahok pun siap menjadi model untuk penjualan baju.
"Karena masing-masing relawan mau menjual bajunya jadi trademark. Aku jadi modelnya," ujar dia.
Kemeja kotak-kotak dipakai Ahok dan pasangannya, Djarot Saiful Hidayat, saat mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada Rabu (21/9/2016).
Menurut Ahok, kemeja kotak-kotak merupakan simbol bahwa ia masih akan meneruskan visi misi dari gubernur sebelumnya, Joko Widodo.
Saat mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2012, Jokowi mengenakan baju kotak-kotak. Ketika itu Jokowi berpasangan dengan Ahok.
(Baca juga: Ahok Sebut Darwis Triadi Pemberi Ide Kemeja Kotak-kotak)
Namun, ia menyebut tidak ada alasan khusus di balik pemilihan pola maupun komposisi warna kemeja.
"Ini kan teman-teman milih, nantikan mau bikin foto, fotografer bilang pakai ini saja. Ya saya sih sudah enggak terlalu mikirin," kata Ahok.