Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Membelot dari Keputusan Partai pada Pilkada DKI Jakarta 2017

Kompas.com - 26/09/2016, 09:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Ruhut Sitompul

Tak hanya Boy, Ruhut Sitompul juga membelot dari keputusan partai. Kader Partai Demokrat itu memilih mendukung pasangan Ahok-Djarot ketimbang pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dengan Sylviana Murni.

Ruhut meyakini bahwa keputusannya untuk mendukung Ahok-Djarot adalah yang terbaik. Pada akhirnya, ia meyakini Ahok-Djarot-lah yang akan memenangi pertarungan meski harus menghadapi putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Berbeda dari Boy, Ruhut memilih tak mengundurkan diri dari partai yang membesarkannya. Namun, ia siap dipecat dari Partai Demokrat.

"Kalau Demokrat enggak suka aku, silakan pecat aku," kata Ruhut.

Ketua DPP Partai Demokrat itu menyesalkan langkah partainya yang memilih Agus sebagai bakal calon gubernur. Sebab, jika Agus kalah di DKI, karier militernya akan tamat.

Partai Demokrat yang berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan memutuskan untuk mengusung Agus-Sylviana Murni. Untuk maju Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus telah mengundurkan diri dari keanggotaan TNI.

"Aku enggak kebayang kalau Agus kalah, dibunuh kariernya oleh partai yang aku banggakan," kata Ruhut.

Dimas Jarot Bayu Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman (berbaju batik) berfoto bersama usai memberikan dukungannya secara resmi kepada Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI 2017 di Posko Muda Mudi Ahok, Jakarta, Sabtu (24/9/2016).
Hayono Isman

Selain Ruhut, Hayono Isman juga tak sepakat dengan keputusan Partai Demokrat mengusung pasangan Agus-Sylviana. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu juga menyatakan dukungannya kepada pasangan petahana Ahok-Djarot.

Menurut Hayono, Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis yang mencalonkan diri kembali bukan untuk memperebutkan kekuasaan. Ia menganggap Ahok-Djarot ingin terus berprestasi dan melayani masyarakat Jakarta.

"Sejak awal saya sudah mendukung Ahok karena saya melihat bahwa sebagai petahana, Ahok-Djarot memiliki prestasi sangat baik. Padahal, secara efektif baru menduduki posisi gubernur dan wakil gubernur kurang dari dua tahun," ujar Hayono.

Sama seperti Ruhut, Hayono juga mengaku siap dipecat dari partai politik berlambang mercy tersebut.

Tiga kader Hanura

Jauh sebelum PDI-P dan Partai Demokrat, Partai Hanura telah memberhentikan tiga orang kadernya. Hal ini disebabkan karena mereka tak loyal pada putusan partai. Mereka tidak mau mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Tiga kader yang dipecat adalah Guntur dari posisi Ketua DPC Hanura Jakarta Timur, Rahmat HS dan Bustami, dari keanggotaan DPD Hanura DKI Jakarta.

Ketua DPD Hanura DKI Jakarta Mohamad Sangaji alias Ongen menegaskan tidak akan main-main dalam mengambil keputusan. Siapa pun kader yang tak mengikuti keputusan partai akan dipecat.

"Saya akan terus memantau sampai tingkat terendah karena struktur kami sudah sampai tingkat anak ranting. Saya akan pantau (kader) yang tidak patuh dengan aturan," kata Ongen.

DPD Hanura DKI Jakarta telah mencabut kartu tanda anggota (KTA) Guntur, Rahmat, dan Bustami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com