TANGERANG, KOMPAS.com - Kata sains tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang berat dan rumit.
Setidaknya, kesan itulah yang didapatkan ratusan murid sekolah dasar (SD) yang mengikuti rangkaian permainan dalam Gramedia Science Day: Science Olympic 2016 di Indonesia Convention Exhibiton (ICE), Tangerang, Sabtu (1/10/2016).
Murid-murid dari berbagai macam sekolah itu diajak untuk mengasah keterampilan, bersenang-senang, sambil belajar dari sejumlah permainan yang terinspirasi dari ilmu sains.
Dalam bermain, para murid membentuk kelompok kecil berjumlah tiga orang yang dibagi ke area-area tertentu.
Masing-masing kelompok ditemani oleh satu pendamping yang dipanggil "kakak volunteer".
"Ini acara yang kedua kali. Pesertanya mulai dari kelas 4 sampai 6 SD. Mereka akan mengikuti permainan, mulai dari yang sederhana sampai yang sulit. Anak-anak yang ikut dari sekitar 150 sekolah, jadinya ada 600 kelompok," kata Direktur Marketing dan Merchandising Gramedia Heri Darmawan, kepada Kompas.com, di lokasi.
Tiap mau memulai permainan, kakak volunteer membantu kelompoknya memahami aturan main yang dibacakan oleh pemandu acara.
Keceriaan terlihat saat murid-murid memulai permainan, seperti saat bermain lava science, tiap anggota kelompok nampak mulai membagi tugas.
Ada yang membuat gunung buatan dari lilin mainan dan potongan botol air mineral, ada juga yang mencampur bahan kimia untuk membuat efek lava gunung berapi.
Sama seperti permainan lain, keseruan terjadi saat mereka memainkan ballon car.
Bahan untuk membuat ballon car menggunakan benda sederhana, yakni botol air mineral, sedotan, gunting, selotip, tusuk gigi, dan tutup botol.
Beberapa murid terlihat serius, sedangkan sebagian lagi merancang mobil balon sambil bercanda ria.
Hingga satu kelompok yang beranggotakan murid perempuan semua menjadi yang pertama kali berhasil merakit mobil balonnya sendiri.
"Sekarang bukan cowok saja yang senang main mobil, cewek juga bisa, ya. Mobilnya kencang lagi, kita kasih tepuk tangan," tutur pemandu acara yang juga adalah dosen fisika di Surya University, Niki Prastomo.
Bila beberapa permainan bisa ditaklukan dengan mudah oleh para murid, tidak demikian dengan permainan terakhir, yakni straw building.
Cara bermainnya sederhana. Para murid diminta membuat miniatur bangunan dari rangkaian sedotan.
Beberapa kali bangunan sedotan yang dibangun murid-murid roboh karena tidak kokoh.
Namun, mereka tidak putus asa. Sisa sedotan yang masih belum digunakan langsung diambil lagi untuk memperbaiki bangunan sedotan supaya lebih sempurna.
Heri menuturkan, dari rangkaian permainan tersebut, para murid secara tidak langsung didorong untuk berkreativitas dalam mencari solusi, belajar bekerja sama, dan menumbuhkan semangat pantang menyerah.
Dia juga berharap, nilai-nilai dari permainan tadi bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial.
Semua kelompok pemenang juga mendapatkan piala, sertifikat, serta goodie bag.
Selain lima permainan tadi, Gramedia memilih Duta Sains Gramedia yang akan jadi perwakilan untuk acara-acara sains berikutnya, seperti Weekend Fun Science, Science Camp, dan sebagainya.
Panitia Gramedia Science Day turut mengadakan seminar untuk orangtua bertajuk "Kesadaran Mendidik" bersama Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institute dan penulis buku bestseller "Quantum Ikhlas", talkshow, dan bedah buku "Wonderful Life "bersama penulis Amelia Prabowo.
Ada pula hiburan pertunjukkan cosplay Kamen Rider Black dari Raising Sun Cosplay.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.