Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2016, 10:48 WIB
Fidel Ali

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seperti hari-hari lainnya, Kelurahan Sukapura, Jakarta Utara, saat itu dipadati oleh warga yang hendak mendapatkan pelayanan. Ada bermacam-macam pelayanan yang diinginkan warga, mulai dari perizinan hingga pelayanan administrasi, seperti pembuatan kartu keluarga dan e-KTP.

Warga pun berharap pelayanan akan lebih cepat didapat jika datang sejak pagi. Oleh karena itu, seorang ibu yang juga pedagang, sebut saja Rosita, datang sejak pukul 09.00 WIB.

Ketika Rosita datang, pelayanan di ruang pelayanan terpadu itu sudah ramai oleh warga lainnya. Rosita pun langsung mengutarakan niatnya mendapatkan pelayanan, yakni perekaman data e-KTP.

Namun, betapa kagetnya dia, saat melihat sudah ada tumpukan formulir untuk perekaman KTP bagi warga yang lain. Padahal, ia termasuk yang datang cukup pagi.

Dia dan beberapa warga lainnya kemudian menunggu karena warga lain berniat sama, dan melakukan hal yang sama, datang lebih pagi. Mereka pun mengantre, sesuai dengan nomor urut.

Selang beberapa jam, namanya tak juga dipanggil. Di sisi lain, ia melihat ada orang yang lalu lalang masuk ke ruang pemotretan untuk foto e-KTP, tanpa mengantre. Ia pun menyatakan kekecewaannya.

"Gimana ini, saya datang duluan, tetapi ada yang nyelonong maen masuk aja," keluh Rosita.

Warga lainnya pun menyambut ucapan Rosita. "Kalau kemarin-kemarin sampai disorakin tuh Bu," seru warga lainnya.

Setelah jam menunjukkan pukul 12.00 WIB, pelayanan pun ditutup untuk istirahat. Namun, ia dan warga lainnya tetap menunggu.

Loket kembali dibuka pukul 13.00 WIB. Namun, nama Rosita tidak juga dipanggil. Ia pun mengutarakan kekecewaannya.

"Saya kan dijadwalkan hari ini untuk foto, bulan lalu daftar, hari ini foto saja. Kok lama sekali ya untuk foto saja," ucap Rosita.

Rosita tidak sendirian. Beberapa warga lain pun menyuarakan hal senada soal waktu perekaman e-KTP. "Saya sampai minta izin ke kantor udah tiga kali untuk urus e-KTP, sampai sekarang belum jadi-jadi. Kan enggak enak izin terus," kata Suhadri.

Suhadri merupakan karyawan di sebuah perusahaan. Dia menilai, seharusnya pengurusan e-KTP tidak membuang waktu warga dan menyulitkan.

"Ini kan kita datang karena kesadaran, kok malah dibuat susah begini," keluhnya.

Memasuki sore hari, menjelang pelayanan ditutup, staf kelurahan mencoba mempercepat pelayanan warga yang ingin mengurus e-KTP. Mereka pun langsung memanggil satu-satu nama agar langsung menempati antrean di depan loket e-KTP. Butuh waktu sekitar 7 jam bagi Rosita untuk dilayani pembuatan e-KTP.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Megapolitan
2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

Megapolitan
Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Megapolitan
Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Megapolitan
Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com