Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pengamen dan Pengemis Setelah Ikut Pelatihan Kini jadi Petugas PPSU

Kompas.com - 21/10/2016, 22:27 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak dibentuk pertengahan September 2016, petugas Dinas Sosial atau dikenal dengan sebutan "Pasukan Ungu" dinilai telah mengurangi jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Jakarta.

Petugas pelayanan pengawasan dan pengendalian sosial (P3S) Dinas Sosial yang bertugas di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Ipin Purwanto, menyampaikan di kawasan itu jumlah PMKS sudah jauh berkurang.

(Baca: Apa Saja Tugas "Pasukan Ungu"?)

P3S merupakan bagian dari pasukan ungu. Sebelum ada pasukan ungu, kawasan Senen dikenal sebagai wilayah PMKS. Soalnya kawasan itu dekat dengan stasiun dan terminal.

Para PMKS dulu sering berkeliaran, ada yang menjadi pengemis, ada yang jadi pengamen.

Namun, sejak pasukan ungu dibentuk, jumlah PMKS yang terlihat di jalan mulai berkurang. Satu per satu mereka diangkut menggunakan mobil untuk dibawa dan didata di panti sosial.

Ipin mengatakan, selain memberdayakan, petugas reaksi cepat tanggap (RCT) yang berkeliling memantau kondisi wilayah, petugas juga memanfatkan aplikasi pengaduan Qlue. Setiap aduan yang diterima melalui aplikasi itu, akan ditanggapi administrator Dinas Sosial DKI, dan diteruskan ke petugas di lapangan.

"Jauh berubah, buktinya sampai siang ini kami belum mengamankan siapa-siapa," ujar Ipin saat ditemui Kompas.com di bawah flyover Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2016).

Namun Ipin menilai, ada saja PMKS yang membandel. PMKS tersebut kembali ke jalan meski pernah pernah diamankan petugas. PMKS yang diamankan akan diberikan penyuluhan dan pelatihan.

Selama tenggat waktu tertentu di panti sosial, para PMKS akan dilatih untuk berusaha. Pelatihan yang diberikan seperti kemampuan untuk membuat kerajinan tangan hingga pelatihan terkait otomotif.

Hasil pelatihan itu, kata Ipin, ada sejumlah orang yang tadinya PMKS kini bekerja sebagai Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang bekerja di kawasan Monumen Nasional (Monas).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com