Enam, peningkatkan pembangunan infrastruktur dan perumahan. Program ini meliputi percepatan dan penambahan infrastruktur jalan, peningkatan prasarana perumahan rakyat, dan peningkatan prasarana air bersih.
Tujuh, menjadikan Jakarta sebagai kota pintar, kreatif, dan ramah lingkungan. Program ini meliputi penambahan transportasi publik dan manajemen lalu lintas untuk mengurangi kemacetan; pelayanan publik yang cepat, berkualitas, dan murah.
Lalu, aplikasi ICT untuk pemerintahan, jasa, bisnis, dan pendidikan; pengembangan industri kreatif dengan daya inovasi yang tinggi; tata ruang yang sehat, ramah lingkungan, ramah rakyat, dan ramah pedagang kaki lima (PKL).
"Untuk PKL, kuncinya adalah ditata dan diberdayakan. Bukan disingkirkan, apalagi dihilangkan," kata Agus.
Kemudian pengelolaan sampah konversi ke energi listrik; memperbanyak menggunakan bahan bakar gas untuk kendaraan; perkuatan dan pemberdayaan pasukan oranye dan peningkatan kesejahteraannya.
Baca juga: "Elektabilitas Agus-Sylviana 21 Persen, Ahok-Djarot 27,5 Persen, Anies-Sandiaga 23,9 Persen
Lalu peningkatan efektivitas upaya mengatasi banjir; pembangunan ruang terbuka hijau (RTH), prasarana olahraga, dan rekreasi, termasuk pembangunan stadion sepakbola; pengembangan wisata kota, zona PKL dan kesenian, kerajinan dan kuliner Betawi, termasuk batik Betawi; penghijauan dan penanaman lima juta pohon.
"Jangan sampai Jakarta kalau dilihat dari satelit, semuanya berwarna abu-abu karena beton dan bangunan saja isinya. Jakarta harus biru dan hijau," kata Agus.
Pemeliharaan toleransi
Program delapan adalah peningkatan keamanan kota dan kerukunan warga. Program ini meliputi pemeliharaan keamanan lingkungan; program neighborhood watch dan pemberdayaan kelurahan, RT/RW.
"Jangan sampai RT/RW malah dicurigai setiap saat. Mereka harus disuport dan menjadi mata serta telinga kita. Apapun sistem yang dipilih untuk pengadaan KTP, Ketua RT dan RW wajib mengetahui siapa saja yang tinggal wilayahnya, termasuk narkoba dan terorisme," kata Agus.
Kemudian pemeliharaan toleransi dan kerukunan masyarakat, serta peningkatan sensitifitas terhadap isu SARA.
"Di masa depan, kasus yang menyinggung SARA seperti kutipan Al Maidah ayat 51 yang melukai hati umat Islam, harus dapat dicegah," kata Agus yang disambut sorak riuh pendukungnya.