Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghadangan Kampanye Menurut Ahok-Djarot dan Pesaingnya

Kompas.com - 03/11/2016, 07:23 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kejadian kurang mengenakkan dialami calon gubernur yang maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat kampanye di Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (2/11/2016).

Ahok dihadang sekelompok orang yang menolaknya masuk ke wilayah tersebut.

Alhasil, Ahok harus diamankan ke Markas Kepolisian Sektor Kebon Jeruk untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Saat dibawa ke Mapolsek Kebon Jeruk, Ahok harus menggunakan angkutan umum.

Di mata Ahok, aksi tersebut menciderai demokrasi. Oleh karena itu, dia mengaku tak takut dengan berbagai gelombang penolakan yang datang pada dirinya.

Negara, kata dia, tidak boleh takluk dengan premanisme. Ahok juga sudah memprediksi akan adanya aksi penolakan tersebut. Sekelompok orang itu, menurut dia, akan hadir di manapun dia berkampanye.

Kendati demikian, Ahok mengatakan tak akan menambah petugas keamanan untuk menjaga dirinya.

"Tambah (pengamanan) mau ngapain? Mau ngajak berantem?" kata Ahok, di Mapolsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu sore.

(Baca: Ahok Dihadang Sekelompok Orang Saat "Blusukan" di Rawa Belong)

Sementara itu, calon wakil gubernur yang menjadi pendamping Ahok, Djarot Saiful Hidayat, menilai aksi penolakan terhadap Ahok bukan cara baik dalam berdemokrasi. Djarot menambahkan, dalam berdemokrasi perbedaan adalah hal yang wajar dan setiap orang harus diberikan kesemapatan yang sama.

"Kalau beda pilihan, ya nanti tanggal 15 dong. Itu saya pikir lebih dewasa, lebih baik," ujar Djarot.

(Baca: Kampanyenya Ricuh, Ahok Diangkut Pakai Angkot ke Mapolsek Kebon Jeruk)

Apa yang dialami Ahok mengundang keprihatinan dari pesaingnya. Cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan 3, Sandiaga Uno, menilai tidak semestinya ada pihak yang menebar kebencian. Bila tidak suka, menurut dia, maka cukup dengan tidak memilih pada 15 Februari 2017 nanti.

"Tapi jangan pernah membenci dia (Ahok). Karena dia betul-betul sekarang dalam posisi berkampanye," kata Sandiaga.

Adapun cagub DKI Jakarta nomor pemilihan 1, Agus Harimurti Yudhoyono, enggan berkomentar banyak terkait peristiwa tersebut. Ia menyerahkan kepada masyarakat untuk memberikan penilaian sendiri.

Kompas TV Respons Politik Jelang Demo 4 November
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com