Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Sistem Tarif Parkir di Mapolda Metro Jaya yang Dikeluhkan...

Kompas.com - 11/11/2016, 09:03 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

Kafe tersebut berada di depan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.

Seperti tarif parkir pusat perbelanjaan

Keluhan mengenai tarif parkir di Mapolda Metro Jaya ini, salah satunya diutarakan oleh Dayat (31), warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang ingin membayar pajak kendaraannya.

Menurut dia, tarif parkir di Mapolda Metro Jaya ini seperti di pusat perbelanjaan.

Seharusnya, menurut Dayat, sebagai salah satu instansi pemerintahan, Polda Metro Jaya membebaskan biaya parkir bagi masyarakat yang ingin mengurus sesuatu.

"Tarifnya lumayan berat Mas. Kita kan ngurus bayar pajak kayak begini enggak cukup satu jam, kalau dihitung biaya parkirnya per jam, tekor juga kita," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di lahan parkir Polda Metro Jaya, Kamis (9/11/2016).

Senada dengan Dayat, Syarif (47), warga Kebayoran Lama yang ingin membalik nama kendaraannya ini mengeluhkan tarif parkir di Mapolda Metro Jaya.

Pria yang membawa mobil berjenis SUV ini berpendapat, seharusnya tarif parkir di Mapolda Metro Jaya bersifat statis.

Sebab, kata Syarif, masyarakat yang datang ke Polda Metro Jaya untuk mengurus keperluannya terkadang membutuhkan waktu berjam-jam.

Oleh karena itu, jika tarif parkir per jam yang diterapkan, masyarakat yang akan tercekik.

(Baca juga: Tarif Parkir Kendaraan di Polda Metro Jaya Akan Dihitung Per Jam)

Ia juga mengeluhkan sulitnya mencari lahan parkir yang kosong di lokasi tersebut.

"Kalau kita datangnya kesiangan parkiran di sini suka penuh Mas. Waktu itu saya pernah nganter anak untuk buat SKCK, eh parkirnya penuh, terpaksa saya parkirin mobil di gedung sebelah," ucap dia.

Akhdi martin pratama Kondisi lahan parkir di Mapolda Metro Jaya (9/11/2016).
Berbeda dengan Syarif dan Dayat, Johan Gustini (34), tak mempermasalahkan sistem tarif per jam di Mapolda Metro Jaya. 

Namun, ia menekankan, kenaikan tarif harus juga diimbangi dengan fasilitas dan pelayanan yang diperbaiki.

Menurut Johan, pelayanan petugas parkir di Mapolda Metro Jaya ini kurang baik. Sebab, petugas parkir hanya berada di pintu masuk dan pintu keluar Mapolda Metro Jaya.

"Enggak ada petugas yang mengatur parkiran, yang jagain di parkirannya juga enggak ada. Jadi petugasnya cuma kasih tiket di pintu masuk dan narikin duit di pintu keluar," ucap dia.

(Baca juga: Proyek Lahan Parkir di Polda Mangkrak, Kapolda Metro Kirim Surat ke Ahok)

Sementara itu, ditemui secara terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono menyampaikan, pengelola tempat parkir di Mapolda Metro Jaya diurus oleh Primer Koperasi Polda (Primkoppol) Metro Jaya.

Oleh karena itu, kata dia, Primkopol Metro Jaya yang menentukan kebijakan terkait sistem tarif parkir.

"Semua kebijakan kenaikan parkir itu koperasi. Pengelolaan juga oleh koperasi. Silakan tanya ke koperasi," kata Awi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com