Cukup menjanjikan
Pertanyaan terpenting untuk setiap profesi adalah apakah penghasilan dari pekerjaan ini cukup layak? Apalagi sebagian besar interpreter ini adalah para freelance.
Fajar Perdana mengatakan, tarif seorang interpreter memang sangat dipengaruhi pasar. Namun, juga tergantung sang interpreter itu menghargai kemampuan dan pengetahuannya serta risiko.
"Kadang-kadang lupa bahwa pekerjaan ini ada risikonya, baik dari sisi hukum, keselamatan," tambah dia.
Soal tarif, Fajar menjelaskan, meski belum spesifik mereka menggunakan standar ongkos terjemahan dan kejurubahasaan yang diterbitkan Kementerian Keuangan.
"Kalau bahasa yang susah misalnya Rusia, Mandarin, atau Swahili tarifnya bisa mencapai Rp 8-10 juta sehari artinya delapan jam kerja," kata Indra Damanik.
"Kalau bahasa Inggris antara Rp 2,5 juta-Rp 6 juta sehari, karena paling umum. Dan setiap bekerja harus berpasangan agar tidak mengganggu konsentrasi," tambah Indra.
Para juru bahasa ini tidak selalu harus dipekerjakan untuk satu hari penuh. Namun, jika bekerja di bawah delapan jam maka tarif akan disesuaikan.
Namun, Indra mengatakan, profesi ini belum terlalu banyak diketahui masyarakat Indonesia meski penghasilan yang diperoleh cukup menjanjikan.
"Banyak guru dan senior saya yang sudah sangat lama menjalani profesi ini membuktikan pekerjaan ini bisa membuat dapur 'ngebul', enggak mepet-mepet amatlah," kata Fajar.
"Masih bisa main dan menabung, asal jangan kawin dulu," tambah Indra tergelak.
"Hal terutama yang harus diperhatikan adalah menjaga kualitas, karena pekerjaan ini sangat berbasis dengan kepercayaan. Sekali kita tak dipercaya, maka selesailah kita," Fajar menegaskan.
Jadi, apakah Anda berminat untuk menjadi interpreter?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.