Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Interpreter", Profesi Paruh Waktu dengan Penghasilan Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 12/11/2016, 15:59 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Cukup menjanjikan

Pertanyaan terpenting untuk setiap profesi adalah apakah penghasilan dari pekerjaan ini cukup layak? Apalagi sebagian besar interpreter ini adalah para freelance.

Fajar Perdana mengatakan, tarif seorang interpreter memang sangat dipengaruhi pasar. Namun, juga tergantung sang interpreter itu menghargai kemampuan dan pengetahuannya serta risiko.

"Kadang-kadang lupa bahwa pekerjaan ini ada risikonya, baik dari sisi hukum, keselamatan," tambah dia.

Soal tarif, Fajar menjelaskan, meski belum spesifik mereka menggunakan standar ongkos terjemahan dan kejurubahasaan yang diterbitkan Kementerian Keuangan.

"Kalau bahasa yang susah misalnya Rusia, Mandarin, atau Swahili tarifnya bisa mencapai Rp 8-10 juta sehari artinya delapan jam kerja," kata Indra Damanik.

"Kalau bahasa Inggris antara Rp 2,5 juta-Rp 6 juta sehari, karena paling umum. Dan setiap bekerja harus berpasangan agar tidak mengganggu konsentrasi," tambah Indra.

Para juru bahasa ini tidak selalu harus dipekerjakan untuk satu hari penuh. Namun, jika bekerja di bawah delapan jam maka tarif akan disesuaikan.

Namun, Indra mengatakan, profesi ini belum terlalu banyak diketahui masyarakat Indonesia meski penghasilan yang diperoleh cukup menjanjikan.

"Banyak guru dan senior saya yang sudah sangat lama menjalani profesi ini membuktikan pekerjaan ini bisa membuat dapur 'ngebul', enggak mepet-mepet amatlah," kata Fajar.

"Masih bisa main dan menabung, asal jangan kawin dulu," tambah Indra tergelak.

"Hal terutama yang harus diperhatikan adalah menjaga kualitas, karena pekerjaan ini sangat berbasis dengan kepercayaan. Sekali kita tak dipercaya, maka selesailah kita," Fajar menegaskan.

Jadi, apakah Anda berminat untuk menjadi interpreter?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com