Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diminta Contek Cara Jokowi Menangkan Pilkada DKI Jakarta 2012

Kompas.com - 19/11/2016, 12:35 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia, Ubedilah Badrun, mengatakan, gaya komunikasi politik Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, harus diperbaiki jika ingin elektabilitasnya tak merosot.

Menurut dia, semestinya Ahok belajar dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2012.

"Keberhasilan Jokowi 2012 patut dipelajri Ahok karena dengan cara itu dia memenangkan kontenstasi 2012," kata Ubedilah dalam diskusi bertajuk "Ahok Effect" di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).

Ubedilan mengatakan, dulu Jokowi muncul sebagai sosok yang didambakan masyarakat. Saat Pilkada 2012, Jokowi dipandang sebagai sosok yang santun, tutur katanya sederhana, dan punya program baru untuk mengubah Jakarta.

Terbukti, selama memimpin Jakarta, Jokowi mampu memetakan persoalan Jakarta dan membenahinya satu persatu. Ahok yang mendampinginya sebagai wakil gubernur pun mampu mengikuti ritme kerja itu.

Gaya komunikasi Jokowi dianggap lebih baik ketimbang Ahok yang blak-blakan.

"Ahok harus sadar apa yang dikatakannya bagian konsumsi publik, pasti jadi dampak. Kalau mau dipilih lagi, dia masih bisa rebound," kata Ubedilah.

Ia mengatakan, era digital saat ini membuat informasi apapun cepat tersebar di media sosial. Jika seseorang berkata sesuatu yang dianggap salah, ramai-ramai netizen memperbincangkannya, seperti yang terjadi dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok.

Dia akhirnya dilaporkan ke polisi karena dianggap melecehkan surat Al Maidah ayat 51 dan kini ditetapkan menjadi tersangka. Kasus tersebut menurut Ubedilah memengaruhi elektabilitas Ahok dalam kancah perpolitikan.

"Ketika Ahok tidak bisa kendalikan kalimatnya dengan baik, akan bergeser tidak hanya elektabilitasnya, tapi bisa persepsi lain yang mengarah ke rasial, etnisitas, dan lain-lain," kata Ubedilah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com