JAKARTA, KOMPAS.com - Saat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, berkampanye di Kabupaten Kepulauan Seribu, Rabu (23/11/2016) kemarin, ada sejumlah kejadian mencolok yang menarik perhatian.
Pertama kehadiran helikopter yang "mengikuti" perlayaran rombongan Agus dari udara. Helikopter tersebut mulai terlihat sejak kapal yang ditumpangi Agus-Sylvi tiba di Pulau Kelapa, lokasi pertama pasangan itu kampanye.
Helikopter itu terbang rendah di sekitar kapal yang ditumpangi Agus-Sylvi. Apa lagi saat kapal yang ditumpangi Agus dan rombongan tiba di Pulau Panggang, lokasi perhentian Agus-Sylvi setelah Palau Kelapa, helikopter itu terbang rendah sekali .
Perhatian warga Pulau Panggang sempat teralihkan ke helikopter berwarna hitam bergaris putih tersebut. Suara dan deru angin helikopter begitu terasa. Permukaan air laut jadi bergelombang karena angin dari baling-baling heli tersebut.
Heli itu sempat tidak terlihat saat rombongan Agus dan kapalnya menuju Pulau Tidung. Namun, heli itu kembali terlihat saat Agus menuju pulau terakhir kampanye, yakni Pulau Untung Jawa.
Heli itu tampak mengikuti kapal yang ditumpangi Agus dari Pulau Tidung sampai Untung Jawa. Setelah itu heli tersebut menghilang.
Tak hanya helikopter yang menarik perhatian. Kapal yang ditumpangi Agus, Sylvi, istri Agus yaitu Annisa Pohan, dan rombongan juga menarik perhatian. Kapalnya berbeda dibanding kapal rombongan lainnya. Kapal itu berjenis yacht dengan tampilan luxury. Desainnya terlihat mewah.
Panjangnya diperkirakan antara 20-25 meter, serta lebar 5-7 meter. Fasilitas yang terlihat dari luar yakni meja santai di belakang kapal, panel navigasi, dan tempat kemudi di dek atas. Ukurannya paling besar di antara kapal lain yang ditumpangi rombongan lain, seperti wartawan atau tim suksesnya.
Juru Bicara Tim Pemenangan Agus Sylvi, Rico Rustombi, mengaku tidak tahu tujuan keberadaan helikopter di sekitar lokasi kampanye Agus.
"Saya enggak tahu. Fungsi dan gunanya apa saya enggak tahu (soal helikopter). Saya baru tahu (dari wartawan)," kata Rico yang juga ikut kampanye di Kepulau Seribu.
Soal kapal, Rico mengatakan bahwa seluruhnya kapal sewaan. Yang terlihat total ada empat kapal, termasuk yang ditumpangi Agus.
"Iya, kapal semuanya sewa," ujar Rico.
Untuk kampanye di Kepulau Seribu, tim sukses Agus-Sylvi melakukan persiapan beberapa hari sebelumnya. "Kurang lebih 2-3 hari lalu," ujar Rico.
Agus dan Sylvi berkampanye di empat pulau di kepulau Seribu, yaitu di Pulau Kelapa, Pulau Panggang, Pulau Tidung, terakhir Pulau Untung Jawa. Dalam kampanye itu Agus-Sylvi berkeliling menemui warga, mendengar aspirasi, menyapa warga, dan menyampaikan visi misi.
Warga cukup antusias menyambut Agus-Sylvi. Pada kesempatan itu, Agus beberapa kali menyampaikan sejumlah program andalannya, antara lain soal bantuan langsung sementara (BLS), bantuan dana bergulir Rp 50 juta untuk modal usaha, dan dana bagi RW Rp 1 miliar pertahun.
Agus membantah program itu merupakan bagi-bagi uang. Program bantuan dana bergulir Rp 50 juta, lanjut Agus, untuk bantuan modal usaha.
"Nah harapannya unit usaha itu bisa buka lapangan kerja. Jadi itu bukan bagi-bagi duit. Ada yang bilang Agus bagi-bagi duit, money politic, itu bukan. Saya enggak tahu (yang bilang) belajar di mana dia," kata Agus.
Program itu menurutnya berguna untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan keluarganya. Agus tak setuju program tersebut akan membodohi warga. Ia berpandangan, membantu warga merupakan amanat konstitusi.
Hal lain yang akan diperhatikan untuk Kepulauan Seribu adalah menambah jumlah kapal ambulans, status pegawai honorer, layanan dan fasilitas kesehatan, air bersih, masalah nelayan, pengembangan pariwisatan termasuk soal transportasi.
"Kami melihat sejumlah kondisi transportasi laut yang perlu kami tingkatkan kualitasnya, keamanannya, karena itu penting dan harus dijadikan prioritas karena pada akhirnya kita ingin transpor benar-benar menjamin keamanan penumpangnya," kata Agus.