Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Tambah Alat Berat di TPST Bantargebang

Kompas.com - 28/11/2016, 07:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Dinas Kebersihan DKI Jakarta menambah jumlah alat berat di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, penambahan alat berat dilakukan untuk mengoptimalkan swakelola TPST Bantargebang.

"Penambahan (alat berat) ini ditargetkan dapat mengurai antrean dan memangkas waktu tinggal (dwelling time) truk sampah saat membuang sampah di TPST Bantargebang," kata Isnawa, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/11/2016).

Sebanyak 45 alat berat ditambah ke TPST Bantargebang. Rinciannya, alat berat berjenis excavator sebanyak 18 unit, 14 unit dozer, 2 unit excavator long arm, 6 unit wheel loader dan 5 unit refuse compactor.

Isnawa menjelaskan, pengadaan alat berat ini menggunakan APBD dan APBD Perubahan DKI Jakarta 2016.

"Alat berat ini untuk menambah 15 alat berat yang sebelumnya sudah ada di TPST Bantargebang. Sehingga totalnya, kami mengunakan 60 alat berat di TPST Bantargebang, dan semuanya sekarang sudah beroperasi," kata Isnawa.

Jumlah alat berat ini sama dengan jumlah alat berat yang digunakan pengelola swasta sebelumnya. Melalui penambahan alat berat ini, dia menargetkan, lama antrean truk sampah di TPST Bantargebang tidak melebihi 3 jam sehingga ritasi truk sampah dapat lebih optimal.

Kepala Unit Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Dinas Kebersihan, Asep Kuswanto mengatakan, alat-alat berat tersebut digunakan untuk merapikan sampah di zona titik buang, perataan dan pemadatan sampah.

Saat ini, pihaknya tengah berupaya mengoptimalisasi pengelolaan TPST Bantargebang yang telah diambilalih sejak Juli 2016.

"Saat ini, kami sudah melakukan penambahan alat berat, perbaikan jalan di dalam TPST, perbaikan instalasi pengelolaan air sampah, dan membangun pencucian mobil. Yang terpenting kami akan menerapkan standard sanitary landfill yang benar," kata Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com