JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan menampik jika aksi dari sejumlah organisasi masyarakat (ormas) pada 2 Desember 2016 disebut aksi unjuk rasa. Menurut dia, aksi tersebut merupakan kegiatan doa bersama.
"Bukan demo, (itu) doa bersama," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (30/11/2016) malam.
Iriawan yakin aksi 2 Desember itu akan berjalan tertib. Sebab, acara tersebut akan diisi oleh doa, istigasah, dzikir bersama, tausiah agama dan diakhiri dengan shalat Jumat berjamaah.
Mengenai akan ikut sertanya kelompok mahasiswa dalam aksi damai tersebut, Iriawan tak mempermasalahkannya. Ia yakin massa aksi akan tertib mengikuti aksi tersebut.
"Kita lihat saja, masak doa bersama macam-macam. Ya kalau mau aneh-aneh kayak kemarin berati mencoreng nama baik yang bersangkutan dong," ucap dia.
Senada dengan Iriawan, Pangdam Jaya, Mayjen Teddy Lhaksamana pun mengatakan aksi 2 Desember bukan aksi unjuk rasa. TNI siap membantu Polri mengamankan kegiatan tersebut.
"Yang pertama tidak ada istilah aksi-aksi, kemudian jangan ada yang memaksakan kehendak, TNI pasti akan membantu semaksimal mungkin apa yang dibutuhkan oleh Polda," kata Teddy.
Aksi damai 2 Desember 2016 digelar di silang Monas, Jakarta Pusat, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Peserta unjuk rasa menuntut penegakan hukum yang berkeadilan dalam kasus dugaan penistaan agama.