"Awalnya sudah kami hindari, tapi ada permintaan dari pimpinan massa menyampaikan mereka tidak bawa baju lain," ucap Taufik saat ditemui di Mapolda Metro Jaya.
Taufik mengatakan, dari segi konten, aksi "Kita Indonesia" sudah sesuai dengan Pergub Nomor 12 Tahun 2016. Selain tidak ada orasi politik, ia menyatakan tidak ada lontaran kebencian berbau SARA.
"Malah kita mengimbau perdamaian. Rangkaian acara sudah sesuai pergub," ujar dia.
Namun demikian, Taufik mengakui ada kesalahan terkait para peserta aksi yang menggunakan atribut partai politik. Selain itu, ada taman yang rusak seusai kegiatan tersebut.
"Tapi, kami sudah lakukan perbaikan dan sampah setelah kegiatan kami bersihkan. Kami meminta maaf kalau masih kurang," kata politikus Partai Nasdem ini.
Para penggagas kegiatan CFD menyesalkan adanya keterlibatan elite politik dalam pelanggaran saat aksi "Kita Indonesia".
Salah satu penggagas CFD, Ahmad Safrudin, menilai, para elite politik seharusnya mempertontonkan sikap yang bisa dicontoh dan diteladani masyarakat. Ahmad menggunakan istilah "guru bangsa" untuk para elite politik yang hadir dalam kegiatan itu.
"Contoh buruk dari para guru bangsa ini sangat menyedihkan," kata Ahmad.
Ahmad menyatakan, selain menyayangkan pelanggaran yang dilakukan, pihaknya juga menyesalkan pernyataan para tokoh yang menganggap seolah tak terjadi apa-apa.
"Mereka selalu berkilah kami tidak melanggar hukum, kami hanya melanggar etika. Padahal, etika lebih tinggi karena hukum dasarnya adalah etika," ucap Ahmad.
Ahmad meminta agar para tokoh nasional yang terlibat dalam pelanggaran untuk segera meminta maaf.
"Tolong berikan teladan yang baik, ikuti regulasi. Jangan berkilah. Mereka harus meminta maaf karena bagaimanapun mereka salah," kata Ahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.