Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Agus Kerap "Merajai" Berbagai Survei?

Kompas.com - 22/12/2016, 07:50 WIB
Jessi Carina

Penulis

Kompas TV AHY Janji Akan Berdayakan RT dan RW

Pemilih primordial

Alasan lainnya, pasangan Agus dan Sylvi dinilai memilili pasar pendukung yang kuat secara primordial. Contohnya misalnya, Sylviana sangat mungkin menggaet suara warga Betawi karena dia adalah warga Betawi. Kemudian, latar belakang militer yang dimiliki Agus juga memberi keuntungan untuk mendulang suara.

"Kemudian bukan tidak mungkin basis masa Foke (Fauzi Bowo) di tahun 2012 cenderung merapatkan diri ke Agus dan Sylvi karena Foke dulu di Partai Demokrat," kata Yunarto.

"Itu yang menurut saya menyebabkan Agus berhasil mengambil momentum," tambah dia.

Meski berada di urutan pertama, Yunarto mengatakan Agus belum bisa disebut unggul. Sebab tingkat elektabilitasnya masih beririsan dengan Ahok. Selisih margin of error tiap lembaga survei juga perlu diperhatikan.

"Jadi belum bisa disimpulkan secara statistik apakah Agus sudah unggul," kata Yunarto.

Hasil survei

LSI Denny JA mengeluarkan survei terbaru Desember 2016 ini. Hasilnya, sebanyak 33,6 persen responden survei LSI Denny JA memilih pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylvi) jika Pilkada DKI Jakarat dilakukan saat ini.

Berada di urutan kedua, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan dukungan 27,1 persen, dan ketiga pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno (Anies-Sandi) memperoleh dukungan 23,6 persen. Pemilih yang belum memutuskan (undecided voters) sebesar 15,70 persen.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga melakukan survei Pilkada DKI 2017 pada Desember 2016. Hasilnya, sebanyak 31,8 responden LSI memilih Ahok-Djarot jika Pilkada DKI Jakarta dilakukan saat ini.

Agus-Sylviana didukung oleh 26,5 persen responden, sementara Anies-Sandiaga berada di urutan ketiga dengan dukungan 23,9 persen. Adapun responden yang belum memutuskan sebesar 17,8 persen.

Kemudian, pada November 2016, ada survei Indikator yang menyebut elektabilitas Agus-Sylvi sudah berada di angka 30,4 persen saat ini. Pasangan Ahok-Djarot berada di urutan kedua dengan eletabilitas 26,2 persen. Pasangan nomor tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, disebut berada pada urutan ketiga dengan elektabilitas 24,5 persen.

Masih pada bulan November 2016, lembaga survei Poltracking Indonesia merilis elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 27,29 persen, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot sebesar 22 persen. Adapun pasangan Anies-Sandi memiliki elektabilitas mencapai 20,42 persen. Sebanyak 29.66 persen pemilih masih belum memilih.

Lalu, ada survei Charta Politika di bulan November yang menyebut Agus-Sylvi memperoleh 29,5 persen jika pilkada digelar hari ini. Disusul Ahok-Djarot yang memperoleh 28,9 persen dan Anies-Sandiaga yanh memperoleh 26,7 persen. Sementara yang belum menentukan pilihan atau swing voters sebanyak 14,9 persen.

Paling akhir ada survei Litbang Kompas yang hasilnya menunjukkan elektabilitas Agus-Sylvi paling tinggi, yakni 37,1 persen. Posisi itu dibayangi ketat oleh pasangan Ahok-Djarot yang mendapat 33 persen responden.

Di posisi ketiga pasangan Anies-Sandiaga dengan potensi keterpilihan 19,5 persen. Responden yang belum menentukan pilihan tercatat sebesar 10,4 persen.

KOMPAS.com Hasil survei Litbang Kompas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com