Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Ditanya soal Pemecatannya dari Menteri di Acara Iluni UI

Kompas.com - 10/01/2017, 21:29 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, menghadiri acara "Urun Rembuk Iluni UI & Cagub DKI" yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017) malam.

Dalam acara tersebut, Anies menyampaikan visi, misi, dan programnya di hadapan para alumni UI. Dia antara lain mengemukakan soal keadilan sosial dan penyelesaian permasalahan dengan basis gerakan.

Setelah Anies menjelaskan program yang akan dijalankan bersama pasangannya, calon wakil gubernur Sandiaga Uno, Ketua Umum Iluni UI, Arief Budhy Hardono, kemudian memberi pertanyaan kepada Anies.

"Kenapa Bang Anies dalam tanda kutip dipecat jadi menteri?" tanya Arief kepada Anies.

Arief menuturkan, penting untuk mengetahui track record terakhir Anies yang kini bertarung pada Pilkada DKI 2017.

Tahun lalu, Presiden Joko Widodo memberhentikan Anies dari jabatannya sebegai menteri pendidikan dan kebudayaan.

Atas pertanyaan Arief itu, Anies mengaku tidak mengetahui jawabannya.

"Kenapa diberhentikan jadi menteri, dan jawabannya wallahualam. Betul saya juga tidak tahu dan saya tidak tanya. Kenapa saya tidak tanya? Yang sedang berbicara adalah seorang kepala negara berbicara dengan menteri di sebuah negara," kata Anies.

Anies tidak bertanya alasan pemecatan dirinya karena ingin menjaga adab. Saat diberhentikan sebagai menteri, Anies hanya mengucapkan terima kasih.

"Saya sebagai seorang warga negara mendapat kehormatan untuk ikut menjadi bagian dari kabinet Presiden. Dua tahun ini adalah kehormatan bagi saya dan hak prerogatif Presiden untuk menugaskan atau mencabut tugasnya. Jadi saya sampaikan terima kasih. Itu komunikasinya," kata dia.

Anies menuturkan, posisi menteri merupakan posisi politis, bukan posisi profesional. Oleh karena itu, yang diukur bukan sekadar kinerja profesional.

"Menteri adalah posisi politis. Karena itu pertimbangan presiden tentu pertimbangan politis. Dan itu harus kita maklumi," kata Anies.

Meski begitu, Anies menyebut pemberhentian dirinya sebagai menteri membuatnya bebas untuk kembali melakukan banyak aktivitas. Saat dia diberhentikan, Anies menyebut banyak informasi negatif yang berkembang.

Namun, semua informasi itu terbantahkan dengan data yang ada yang dilakukan Kemendikbud di bawah kepemimpinannya. Selama dua tahun menjabat sebagai mendikbud, Anies menyebut ada sekitar 40 terobosan yang dilakukan.

Program yang telah terlaksana juga sebanyak 94 persen. Setelah diberhentikan, dia berharap terobosan-terobosan itu bisa diteruskan oleh mendikbud yang baru, Muhajir Effendi.

"Dan yang menarik, dua tahun laporan Presiden, kan Oktober kemarin laporan, Bapak Ibu boleh cek, kinerja pendidikan selama dua tahun, yang ngerjain yang diberhentikan menteri. Dan isinya adalah rapor positif," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com