JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, telah menutup proses pengumpulan dana kampanye dari masyarakat per 8 Januari 2017.
Saat proses pengumpulan dana ditutup, tim pemenangan Ahok-Djarot mengklaim jumlah sumbangan yang diterima telah mencapai Rp 60 miliar.
Wakil bendahara tim pemenangan Ahok-Djarot, Joice Triatman, menyatakan dihentikannya proses pengumpulan dana karena jumlah yang terkumpul sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan kampanye.
"Pencapaian sebesar Rp 60,1 miliar kami rasa sudah sangat mencukupi untuk memberikan support pendanaan segala sesuatu untuk kampanye kemenangan pasangan nomor 2, Pak Basuki dan Pak Djarot," kata Joice, di Posko Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).
(Baca: Cara Pengumpulan Dana Kampanye Ahok-Djarot Dinilai Kreatif)
Joice menegaskan, pengumpulan dana itu murni untuk membantu keperluan kampanye Ahok-Djarot.
"Kami tidak ingin menggunakan kesempatan atau euforia ini mumpung orang-orang mau memberikan uangnya terus kami melanjutkan. Karena kalau memang sudah cukup kami stop," ucap Joice.
Berdasarkan data yang dimiliki tim pemenangan Ahok-Djarot, dari Rp 60,1 miliar dana yang terkumpul, Rp 45,6 Miliar berasal dari sumbangan perseorangan, sedangkan Rp 14,4 miliar dari badan usaha.
"Bisa dilihat 75 persen atau 3/4 dari sumbangan yang masuk adalah sumbangan individu," kata anggota tim pemenangan Ahok-Djarot lainnya, Michael Sianipar.
(Baca: Sumbangan Dana Kampanye Tiga Paslon Sudah Dilaporkan ke KPU DKI)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.