Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Persiapan Ahok-Djarot Sebelum Debat pada Jumat Lalu?

Kompas.com - 17/01/2017, 10:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada persiapan khusus yang dilakukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat, saat mengikuti debat perdana yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta pada Jumat (13/1/2017) malam lalu.

Hal itu diungkapkan juru bicara Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni, lewat sambungan telepon dengan Kompas.com, Senin (16/1/2017) malam. Pria yang akrab disapa Toni itu menjelaskan, posisi petahana menguntungkan Ahok-Djarot. Mereka hanya perlu memaparkan hasil yang sudah dicapai.

Namun tidak ada persiapan khusus bukan berarti tanpa persiapan. Lantas apa saja dilakukan Ahok-Djarot dan timnya sebelum debat? Berikut petikan wawancara Kompas.com dengan Raja Juli Antoni.

Bisa diceritakan, bagaimana kesiapan Pak Ahok dan Pak Djarot jelang mengikuti debat kemarin?

Jadi kami ketemu Pak Ahok dan Pak Djarot setelah shalat Jumat. Awalnya sebelum Jumatan, ngobrol santai saja. Setelah Jumatan, makan siang, baru ngobrol-ngobrol. Eh tapi, akhirnya banyak ngobrol juga. Namanya juga Pak Ahok dan Pak Djarot kan.

Kami kumpul di sebuah tempat di Jakarta Pusat dan tim kampanye yang ada di sana cuma saya. Pak Ahok enggak punya persiapan khusus. Yang ada adalah bertemu dengan Pak Ahok, terutama dengan staf yang dulu (magang) di Balai Kota. Menyiapkan data, dibacakan rundown-nya, ya ini siapa yg bicara topik ini dan topik ini. K

arena kami punya batasan waktu, dari sekian banyak program yang menarik ini, mana yang perlu diujikan. Kemudian dicocokkan bagaimana datanya.

Siapa saja timnya?

Iya teman-teman itu kemarin ada yang namanya Anne, tim data-lah. Staf Bapak yang bukan PNS, anak magang, kemarin siapkan data. Dari visi misi kemudian jadi apa. Kelebihan Pak Ahok ini kan tentu dia incumbent, tahu detail apa yang dia kerjakan. Jadi ya tim juga kebingungan apa yang harus disiapin. Kira-kira apa ya yang perlu kami bantu.

Apakah komunikasi Ahok juga dilatih?

Dari segi komunikasi, dia sudah punya style sendiri. Jadi ya be yourself saja, Pak. Kira-kira begitu saja sih yang disampaikan. Siapa yang bisa latih komunikasi Pak Ahok? Dia sudah jadi dirinya sendiri. Saya guyon saja, yang penting Pak Ahok asal tidur nyenyak, makan enak, sudah pasti oke lah komunikasinya.

Apa saja yang dipelajari?

Enggak ada yang dipelajari. Cuma lihat rundown acara. Kalau visi misi, kami ngomong kayak debat kemarin saja, misalnya begitu. Misalnya fokus kami ke pembangunan manusia, kira-kira begitu. Konsekuensi apa dari pembangunan manusia itu, begitu-begitu saja. Berapa IPM (Indeks Pembangunan Manusia) kita sekarang? 78,99. Checking-checking gitulah. Kemarin banyak ngobrol saja sih, enggak ada simulasi, dipraktekkin.

Ada pembagian tugas antara Ahok dan Djarot?

Misalnya yang bicara visi misi Pak Ahok. Kemudian ada pertanyaan dari moderator, apa program konkret yang dilakukan, Pak Djarot yang ngomong. Pak Ahok bilang, kepemimpinan ini adalah kepemimpinan kolektif, bersama. Jadi harus berbagi peran, jangan karena dia sebagai gubernur, dia doang yang jawab.

Ketika ada pertanyaan macam-macam ada yang diputuskan dibagi di atas panggung. Tapi ada rundown bagian ini siapa-siapa saja yang jawab.

Pelatihan termasuk cara meng-counter serangan dari pasangan calon lain?

Enggak. Kalau Ibu Sylvi (calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni) kan kelihatan sekali menyapa Pak Anies (calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) pakai "Pak Menteri". Semua yang diomongin Pak Ahok dan Pak Djarot di panggung natural aja.

Lalu bagaimana evaluasi debat kemarin untuk performance Ahok-Djarot?

Saya kira di luar dugaan saya, saya kira kemarin Pak Ahok tampil dengan performa terbaiknya, menurut saya. Dari segi komunikasi, dia lebih bisa rendah hati, enggak meledak-ledak, ada kontrol yang baik. Sehingga substansi yang ingin disampaikan, sampai dengan baik.

Kalau kita lihat kemarin, dalam perspektif kapitalis dan sosialis, dia diposisikan kapitalis. Sebenarnya jauh dari pandangan itu. Padahal program dia sosialis demokrat semua, sangat peduli orang miskin, seperti program KJP dan KJS.

Mereka berhasil lah smpaikan itu, tentang relokasi, dan lain-lain. Catatan internal kami, Pak Ahok-Djarot memenangkan debat itu. Mungkin akan ada survei yang signifikan seberapa besar debat kemarin mendongkrak suara. Naik suara (elektabilitas) Pak Ahok dari debat kemarin hampir pasti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com