Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan dari Stasiun Diharapkan Jadi Solusi di Tanah Abang

Kompas.com - 18/01/2017, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Penataan kawasan Tanah Abang akan menjadi prioritas Pemerintah Kota Jakarta Pusat pada 2017. Permasalahan pedagang kaki lima yang membeludak ke trotoar, kemacetan akibat ojek dan angkutan kota mengetem, serta pekerja seks komersial akan diselesaikan secara bertahap.

Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Selasa (17/1/2017), mengatakan, PKL yang membeludak ke jalan sudah ditertibkan setiap hari. Namun, PKL selalu muncul lagi menunggu lemahnya pengawasan dari Satpol PP.

Trotoar yang sudah diperlebar dan diperbaiki seharusnya difungsikan untuk pejalan kaki. Pada sore hari, trotoar justru digunakan untuk lapak makanan, telepon seluler, dan sebagainya.

"Sebenarnya dulu solusinya sudah dibahas, yaitu pembangunan jembatan penghubung atau sky bridge dari Stasiun Tanah Abang ke Blok G Pasar Tanah Abang. Dari situ, lalu lintas penumpang dipecah supaya tidak semua keluar langsung ke Jalan Jati Baru," ujar Mangara.

Wali Kota mengatakan, setiap hari ribuan orang menggunakan KRL Commuter Linedi Stasiun Tanah Abang. Seluruh penumpang itu keluar melalui Jalan Jati Baru. Banyaknya orang yang berlalu lalang di tempat itu dimanfaatkan PKL untuk mendulang rezeki. Mereka berjualan makanan, minuman, aksesori, dan berbagai benda lain.

"Kalau sky bridge jadi dibangun, penumpang ada opsi untuk keluar lewat Blok G. Menurut rencana, di jembatan itu juga akan disediakan ruang untuk PKL," kata Mangara.

Namun, pembahasan soal jembatan penghubung itu saat ini mandek. PD Pasar Jaya yang bertanggung jawab mengeksekusi program itu pun tak bisa menjelaskan secara pasti kapan program tersebut akan dieksekusi.

Simpang siur

Gatra Vaganza dari Humas PD Pasar Jaya mengatakan, rencana awal, Blok G Tanah Abang akan dibangun menjadi rumah susun sederhana sewa. Jembatan diharapkan berfungsi sebagai penghubung ataupun tempat merelokasi pedagang. Pembahasan sudah dilakukan sejak 2016, tetapi pelaksanaannya masih simpang siur.

"Awalnya, rusun menjadi kewenangan dinas perumahan dan kami membangun jembatannya. Namun, rusunnya enggak jadi. Sekarang, kami menunggu realisasi program itu," ujar Gatra, kemarin.

Hingga saat ini, PD Pasar Jaya belum mendapatkan kejelasan informasi soal kelanjutan rencana pembangunan rusun dan jembatan penghubung itu. PD Pasar Jaya akan berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia, Dinas Bina Marga, dan Dinas Perumahan untuk kembali mematangkan rencana tersebut. (DEA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Januari 2017, di halaman 28 dengan judul "Jembatan dari Stasiun Diharapkan Jadi Solusi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com