JAKARTA, KOMPAS.com — Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat, mengunjungi warga yang bermukim di Gang 100, Kelurahan Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Kamis (26/1/2017).
Pada kedatangannya itu, ia mengadakan dialog dengan sejumlah warga. Saat berdialog dengan warga, Djarot terpantau banyak memaparkan program andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam bidang pendidikan, yakni Kartu Jakarta Pintar.
Namun, pemaparan Djarot mengenai KJP terhenti saat ada salah seorang warga menanyakan program Pemprov DKI yang khusus ditujukan untuk warga lansia.
"Kalau untuk janda seperti kami ini gimana, Pak?" kata warga yang diketahui bernama Lily (65).
Djarot terlihat tersenyum mendengar pertanyaan Lily karena penggunaan kata "janda". Ia kemudian mencoba mengoreksi kata yang digunakan itu menjadi kata yang dinilainya lebih tepat.
"Jangan janda dong, tapi lansia. Kalau janda nanti bisa beda makna. Kalau janda itu ada janda muda, janda kembang, tapi ada juga janda lansia," ujar Djarot.
Kepada Lily, Djarot kemudian memaparkan bahwa Pemprov DKI ada rencana untuk membangun panti jompo yang berlokasi di Ciangir, Tangerang. Jika nantinya terealisasi, ia menjelaskan, warga lansia yang tidak bisa dirawat oleh anaknya bisa pindah ke panti.
Nantinya, pemerintahlah yang akan merawat para lansia itu. Selain itu, Djarot menyatakan, Pemprov DKI mempunyai rencana untuk bekerja sama dengan pengelola minimarket untuk menampung pelaku usaha UMKM. (Baca: Ke Menteng Atas, Djarot Bicara soal Sampah, Janda, hingga Selingkuh)
Dengan demikian, kata Djarot, lansia yang mempunyai keinginan untuk berjualan dapat mengajukan pemberian modal dan nantinya difasilitasi tempat berjualannya di minimarket.
"Kalau janda muda ada yang urus, janda kembang ada yang urus. Janda lansia enggak ada yang ngurus. Makanya biar kami yang ngurus," ujar Djarot.