Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Setelah Terbakar, Wihara Dharma Bhakti Belum Dibangun Kembali

Kompas.com - 26/01/2017, 21:37 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wihara Darma Bhakti yang terbakar dua tahun lalu belum dibangun kembali. Padahal, maket rencana pembangunan wihara sudah dibuat.

“Sudah ada maket, tetapi masih banyak proses yang harus dijalani. Membangun (wihara ini) kembali tidak mudah karena sudah termasuk bangunan cagar budaya,” ujar Ketua Yayasan Darma Bhakti Tan Adi Pranata saat ditemui Kompas.com, Kamis (26/1/2017).

Menurut Adi, beberapa pertimbangan terkait renovasi ini menyangkut ornamen dan ciri bangunan.

Ia juga berharap arsitek yang nanti menangani renovasi wihara ini tidak asal-asalan. Paling tidak, antar-ruang yang dibangun diharapkan jadi seperti aslinya sebelum terbakar dengan beberapa modifikasi.

(Baca juga: Renovasi Belum Rampung, Wihara Dharma Bakti Tetap "Bersolek" Sambut Imlek)

Maket yang sudah dibuat memang terpajang di halaman wihara, tepatnya di depan Ruang Dewi Kwan Im.

Dari miniatur bangunan dalam maket, tak banyak bangunan yang berubah. Perbedaan ada pada gerbang dan jalan masuk menuju wihara.

Rencananya, ada bangunan bertingkat pada bagian belakang bangunan wihara nantinya. Tan mengatakan, itu berdasarkan pertimbangan peningkatan jemaah dan kegiatan wihara.

“Pembangunannya belum direncanakan kapan. Secepatnya pada waktu yang paling memungkinkan,” ujar Tan lagi.

Sebelum ada pembangunan, kata Tan, ia dan pengurus yayasan merapikan sedikit demi sedikit lingkungan wihara.

Beberapa yang sudah terlihat rapi adalah lantai di ruang sembahyang yang sudah dicat dan halaman muka wihara yang diberikan atap asbes.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Penyangga berwarna hitam di Wihara Darma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Wihara ini sempat terbakar pada 2015. Gambar diambil pada Kamis (26/1/2017)

Sementara itu, pada bagian dalam ruang sembahyang, kayu-kayu penyangga atap terlihat berwarna hitam pekat. "Itu bekas lalapan api saat terbakar 2015 lalu," kata Tan.

“Menyambut Imlek, kayu penyangganya kami bungkus kain merah. Lalu, tiang-tiang juga dicat kembali bersama dengan penambahan atap di bagian muka. Semoga yang datang nyaman,” ujar Tan lagi.

Wihara Darma Bhakti dibangun pada 1650. Bangunan itu sempat terbakar pada 2 Maret 2015.

Setelah terbakar, rencana membangun kembali sudah berembus sejak Januari 2016. Tan sudah sempat bertemu dengan Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur non-aktif DKI Jakarta yang saat itu menjabat terkait pembangunan wihara ini.

Kala itu, hasil diskusi menyepakati bahwa perihal pembangunan kembali wihara akan terbebas dari aturan tata kota soal pelebaran jalan. Selain itu, wihara akan mendapat kemudahan administrasi pembangunan.

(Baca: Habis Terbakar, Vihara Darma Bhakti Segera Dibangun Kembali)

“Soal anggaran pembangunan berasal dari patungan jemaah. Begitu pun biaya merapikan. Namun, tetap saja kami masih menunggu waktu yang tepat dan bertemu orang-orang (yang membangun) yang cocok,” kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com