Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Keroncong Tugu yang Berawal sebagai Musik Pelepas Lelah

Kompas.com - 30/01/2017, 08:52 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

Kompas TV Minat Intan Soekotjo Pada Musik Keroncong Sejak Dini

Namun, musik keroncong Tugu sempat vakum antara 1950-1970 karena masalah keamanan wilayah. Di tahun tersebut kampong Tugu dianggap sebagai perkampungan Nasrani yang terpencil. Warga pun merasa tidak aman dan banyak yang pindah ke Belanda, Papua, atau wilayah Jakarta selain Tugu.

Hingga akhirnya pada 1970, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, melihat kondisi kampong Tugu sudah aman. Dia menginstruksikan agar kampong Tugu beserta kebudayaannya dihidupkan kembali.

Jacobus pun mengumpulkan kembali para pemain musik yang masih tinggal di Tugu dan yang baru kembali dari tempat pengungsian. Dia terus memimpin grup keroncong ini hingga akhir hayatnya pada 1978. Posisi ketua grup kemudian digantikan oleh adik Jacobus, yaitu Samuel Guiko.

"Samuel semakin intens memeperkenalkan musik keroncong Tugu kepada pemerintah dan masyarakat luas. Sampai akhirnya kami diundang ke Belanda untuk mengisi acara Pasar Malam Besar (Tong-Tong Fair) pada 1989," ucap Guidho.

Sejak itu, hampir semua tempat wisata dan hotel di Jakarta sudah pernah didatangi grup keroncong tersebut untuk tampil bermusik.

Samuel Guiko meninggal pada 2006 dan kepemimpinan jatuh kepada Guidho, yang merupakan anak dari Samuel.

"Bersyukur di bawah kepemimpinan saya terus terjadi peningkatan. Pemerintah pun mulai memberi perhatian terhadap kebudayaan yang sudah kami jaga selama empat generasi ini," kata Guidho.

Pemerhati budaya juga kerap memberi sumbangan berupa alat musik dan pendopo di rumah Guidho untuk dijadikan tempat latihan atau tampil.

Orkes Poesaka Kerontjong Toegoe Cafrinho sekarang telah memiliki sebuah album yang dijual secara umum. Grup yang beranggotakan 40 orang ini pun sudah mulai tampil di acara-acara televisi.

Guidho berharap semakin banyak generasi muda yang menyukai musik keroncong Tugu. Dia pun membuka kesempatan bagi warga luar Tugu yang ingin ikut belajar dan bermain musik keroncong Tugu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com