Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Ma'ruf Amin Saling Memaafkan...

Kompas.com - 02/02/2017, 10:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Ahok menilai, Ma'ruf telah mengungkapkan kesaksian tidak benar. Ahok dan tim kuasa hukumnya akan melanjutkan ke proses hukum.

"Dan saya berterima kasih, saudara saksi ngotot depan hakim bahwa saksi tidak berbohong, kami akan proses secara hukum saksi," kata Ahok.

Menanggapi hal itu, Ma'ruf kembali membantah dan keberatan dirinya disebut mendukung pasangan Agus-Sylvi. Sedangkan tim kuasa hukum Ahok mengklaim memiliki bukti komunikasi telepon antara SBY dengan Ma'ruf.

Mereka enggan membeberkannya kepada wartawan, namun akan dibuka di persidangan. Direktur Wahid Institute Yenny Wahid pun bereaksi atau sikap Ahok tersebut.

Ia mengimbau agar Ahok mengurungkan niatnya untuk melaporkan Ma'ruf ke kepolisian. Lantaran situasi kebatinan bangsa Indonesia yang dia nilai saat ini rentan terpecah belah.

Mendadak klarifikasi

Rabu (1/2/2017) pagi, pihak Ahok mendadak klarifikasi. Tim kuasa hukum dan tim pemenangan Ahok sama-sama mengeluarkan rilis yang mengklarifikasi pemberitaan yang menyebut Ahok akan melaporkan Ma'ruf ke polisi.

Mereka menyebut, Ahok sama sekali tak berniat untuk melaporkan Ma'ruf ke polisi. Melainkan akan memproses hukum dua saksi pelapor yang diduga memberi keterangan palsu, Muchsin Al Attas dan Novel Bamukmin.

Tim kuasa hukum dan tim pemenangan menduga ada pihak yang ingin mengadu domba antara Ahok dengan PBNU. Sama halnya dengan tim kuasa hukum dan tim pemenangannya, Ahok membantah akan mempolisikan Ma'ruf.

"Aduh itu ya, saya pikir itu kacau juga tuh, begini ya politik sama Pilkada itu jadi sadis tahu enggak. Ini orang tua, pak kiai. Rais PBNU lagi. Selama ini kan NU yang paling bela saya," kata Ahok, di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu.

Ahok mengatakan, di dalam persidangan, tim kuasa hukumnya mencoba menggali keterangan dari saksi yang dihadirkan JPU agar dirinya terbebas dari dakwaan. Sedangkan di sisi lain, JPU mencoba menggali keterangan dari saksi agar dakwaannya terbukti.

Ahok menjelaskan, kapasitas Ma'ruf adalah sebagai Ketua Umum MUI, bukanlah Rais Aam PBNU. Hanya saja, Ahok menengarai banyak pihak mencoba mengadu domba antara dirinya dengan PBNU.

"Ada tim jubir dari pasangan calon gubernur-wakil gubernur yang lain sudah bilang, saya menghina integritas PBNU. Aduh orang yang bekerja sebagai relawan saya itu orang NU loh. Itu relawan nusantara itu NU di Jakarta yang bantu saya keliling kampanye," kata Ahok.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com