Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membandingkan Elektabilitas Cagub-Cawagub dalam Survei 5 Lembaga

Kompas.com - 03/02/2017, 06:52 WIB
Nursita Sari

Penulis

Kompas TV Perang Survei, Penyokong Calon? - AIMAN Episode 101 Bagian 5

Survei ini dibiayai menggunakan kas internal Yayasan Populi Indonesia.

Indikator Politik Indonesia

Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 12-20 Januari 2017. Hasil survei menunjukkan, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 23,6 persen, elektabilitas Ahok-Djarot 38,2 persen, dan elektabilitas Anies-Sandi sebesar 23,8 persen.

(Baca juga: Survei Indikator: Tren Elektabilitas Agus-Sylvi Melemah)

Sisanya, sebanyak 14,5 persen menjawab tidak tahu atau rahasia. Dalam survei tersebut, jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 697 responden.

Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Saiful Mujani Research and Consulting

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melakukan penelitian pada 14-22 Januari 2017. Hasilnya, elektabilitas Agus-Sylvi sebesar 22,5 persen, Ahok-Djarot 34,8 persen, dan Anies-Sandi 26,4 persen.

(Baca juga: Survei SMRC: Debat Mengubah Elektabilitas Agus, Ahok, dan Anies)

Ada 16,4 persen menjawab tidak tahu atau rahasia. Jumlah sampel yang dianalisis dalam survei ini sebanyak 697 responden.

Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai sendiri oleh SMRC.

Charta Politika

Charta Politika melakukan survei pada 17-24 Januari 2017. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa elektabilitas Agus-Sylvi 25,9 persen, Ahok-Djarot 36,8 persen, dan Anies-Sandi 27,0 persen.

(Baca juga: Charta Politika: Agus-Sylvi 25,9%, Ahok-Djarot 36,8%, Anies-Sandi 27%)

Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihannya sebanyak 10,3 persen. Survei Charta Politika dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 767 responden di enam wilayah di Jakarta.

Metode penelitian yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun margin of error survei Charta Politika lebih kurang 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai dengan menggunakan dana internal Charta Politika.

Perbedaan hasil

Dalam survei LKPI, elektabilitas pasangan calon yang menempati urutan pertama yaitu Agus-Sylvi. Sementara itu, Anies-Sandi di urutan kedua dan Ahok-Djarot di urutan terakhir.

Meski begitu, selisih elektabilitas ketiganya masih dalam margin of error sehingga belum ada pasangan calon yang dapat dikatakan unggul dibandingkan pasangan penantangnya.

(Baca juga: Elektabilitas Cagub-Cawagub Pasca-debat Pertama dalam Survei 3 Lembaga)

Berbeda dengan LKPI, keempat hasil survei lainnya memiliki kesamaan, yakni menempatkan elektabilitas Ahok-Djarot di urutan pertama, disusul oleh pasangan Anies-Sandi di urutan kedua, kemudian Agus-Sylvi di urutan ketiga.

Selain itu, undecided voters dalam survei LKPI masih cukup tinggi, yakni 21,2 persen, sementara undecided voters dalam empat survei lainnya berada di kisaran 9-17 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com