Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Minta Pemprov DKI Buka Data 178.000 Orang Penerima Suket

Kompas.com - 04/02/2017, 19:57 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada 178.000 surat keterangan (suket) yang sudah dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta untuk Pilkada DKI Jakarta 2017.

Suket merupakan pengganti e-KTP bagi warga yang sudah merekam data namun belum memiliki fisik e-KTP tersebut.

Suket dapat digunakan untuk memilih apabila pemilih yang bersangkutan tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada DKI 2017.

"Angka 178.000 itu angka yang besar, besar sekali. Kami ingin itu dibuka, kami ingin itu ditunjukkan dan kami ingin itu diverifikasi," ujar Anies di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/2/2017).

(Baca: Bawaslu DKI Temukan Banyak Kesalahan dalam DPT, tetapi Belum Masif)

Anies mengaku tidak mengetahui rincian dari jumlah tersebut. Dia justru meminta Disdukcapil DKI Jakarta untuk membuka data penerima suket.

"Kami ingin tahu ini siapa mereka itu, DPT saja boleh dibuka, DPT saja kita boleh tahu siapa, kenapa surat keterangan 178.000 ini kita tidak bisa akses," kata dia.

Anies meminta Disdukcapil DKI untuk transparan. Dengan begitu, para RT/RW bisa mengecek kebenaran identitas penerima suket tersebut. Sebabnya, saat ini suket langsung dikeluarkan oleh satuan pelaksana kependudukan di tingkat kelurahan, tanpa melibatkan RT/RW.

"Kalau itu transparan, maka RT/RW pun bisa mengecek apakah mereka memang benar-benar penduduk di sana," ucap Anies.

(Baca: Prabowo Minta KPU DKI Tangani Dugaan DPT "Siluman")

Dengan adanya transparansi, lanjut Anies, kemungkinan adanya kecurangan akan bisa diantisipasi.

Anies tidak mempermasalahkan besarnya jumlah penerima suket apabila mereka memang benar warga Jakarta. Yang menjadi masalah yakni apabila mereka bukan warga DKI Jakarta.

Anies menyebut, dia dan pasangannya, cawagub Sandiaga Uno, serta tim pemenangan mereka memiliki fokus terhadap kecurangan tersebut.

"Jadi kami sangat concern dengan potensi kecurangan. Saya sudah katakan berkali-kali, potensi kecurangan ini makin hari makin nampak," tutur dia.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk mengawasi bersama pemungutan dan penghitungan suara pada 15 Februari mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com