Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Sebut Tak Ada Warga Bernama Saidi seperti pada E-KTP yang Beredar di Medsos

Kompas.com - 05/02/2017, 13:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua RT 004 RW 008, Kety Hutagalung, membantah ada warganya yang bernama Saidi.

Adapun Saidi merupakan salah satu nama yang terdapat dalam gambar tiga e-KTP dengan nama berbeda, tetapi fotonya sama. Gambar tiga e-KTP ini beredar di media sosial.

"Enggak ada nama itu," kata Kety kepada Kompas.com, di rumahnya, di Jalan Tawakal Ujung Raya, Tomang, Jakarta Barat, Minggu (5/2/2017).

Kety mengaku dihampiri pihak berwajib setelah masalah terkait gambar e-KTP ini beredar luas.

Pada Sabtu (4/2/2017) kemarin, dia mengaku kedatangan aparat yang menanyakan keberadaan Saidi.

Aparat itu bertanya mengenai Saidi dan alamatnya seperti yang tertera pada salah satu e-KTP, yakni Jalan Tawakal Ujung Nomor 7, RT 004/008.

Kemudian, Kety mengantar aparat itu untuk mendatangi sebuah rumah di Jalan Tawakal Ujung Raya Nomor 7.

"Saya antarkan ke sana, wisma perpustakaan. Terus bapak-bapaknya foto-foto rumahnya ya. Saya bilang, yang tempati rumah ini (Jalan Tawakal Ujung Raya nomor 7) itu orang Jawa, bukan KTP sini," kata Kety.

(Baca juga: Menyusuri Alamat Saidi, Nama dalam Salah Satu E-KTP dengan Foto Sama)

Selain rumah itu, ada rumah di Jalan Tawakal Ujung Raya nomor 7A, yang ditempati oleh warga bernama Wijaya. Menurut Kety, rumah bernomor 7A itu sudah lama tak ditempati.

Ada pula rumah di Jalan Tawakal Ujung Raya nomor 7 B. Namun, tuan rumah tersebut bernama Edi, bukan Saidi.

Kety mengatakan, nama jalan yang ada di RT 004/008 adalah Jalan Tawakal Ujung Raya, bukan Jalan Tawakal Ujung seperti yang tertera dalam e-KTP tersebut. Adapun Jalan Tawakal Ujung berada di RT 016/007.

"Jalan Tawakal Ujung di sebelah, sudah beda RT dan RW. Kalau di sini namanya Jalan Tawakal Ujung Raya, RT-nya saya. Dari kemarin, pada nanyain ke saya, mana saya lagi kurang enak badan," kata Kety.

Ia juga memberi data warganya kepada aparat yang mendatanginya. Kety berharap, oknum tak bertanggung jawab tersebut segera ditangkap.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Sebuah rumah di Jalan Tawakal Ujung Raya Nomor 7, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Foto diambil pada Minggu (5/2/2017).

Kata KPU DKI

 

Terkait gambar e-KTP dengan nama berbeda tetapi fotonya sama ini, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta membantah adanya identitas ganda pemilih.

"KPU sudah mengecek langsung pemilik ketiga e-KTP tersebut. Hasilnya wajah pemilik asli berbeda dengan foto dalam e-KTP yang tersebar," kata Ketua Pokja Daftar Pemilih Tetap (DPT) M Sidik, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (4/2/2017).

Dalam gambar tiga e-KTP tersebut, tertuliskan nama Mada, Saidi, dan Sukarno. Adapun Mada dan Sukarno sama-sama tinggal di Pademangan, Jakarta Utara, sedangkan Saidi tertulis tinggal di Tomang, Jakarta Barat.

NIK ketiga e-KTP itu juga terdaftar dalam DPT Pilkada DKI 2017.

(Baca juga: Beredar E-KTP dengan Foto Sama, KPU Pastikan Tak Ada Identitas Ganda )

Menurut dia, KPU langsung melakukan pengecekan begitu mengetahui beredarnya gambar tiga e-KTP dengan nama berbeda tetapi fotonya sama tersebut. 

Pihak KPU Kota Jakarta Utara, misalnya, langsung menemui salah satu pemilik e-KTP atas nama Mada di wilayah Pademangan.

"Hasilnya, pemilik asli dari KTP dan NIK tersebut berbeda wajah dan fotonya dengan berita yang tersebar di dunia maya, begitu pula dua identitas lain atas nama Saidi dan Sukarno," kata Sidik.

Menurut Sidik, foto asli pemilik e-KTP itu sengaja ditutup menggunakan foto orang lain oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

 

Kemudian, kata dia, penetapan DPT disusun berdasarkan proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih dengan mendatangi langsung calon pemilih.

Nama yang terdaftar akan disesuaikan dengan e-KTP dan KK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com