Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Rumah Baru Tahu Alamatnya Dicatut untuk E-KTP Ganda Pemilih

Kompas.com - 06/02/2017, 13:41 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Andy Wijaya (56) baru tahu kalau alamat rumahnya dicatut pada E-KTP yang beredar di media sosial. Belakangan E-KTP tersebut diduga kuat dipalsukan. Alamat rumah Andy dicatut untuk digunakan sebagai alamat Sukarno (55).

Kedua warga ini memang sama-sama tinggal di Kelurahan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Namun, Sukarno merupakan warga Gang Senggol, Jalan Pademangan 7, RT 05 RW 10, Kelurahan Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

Sedangkan Andy merupakan warga Gang 16, Jalan Pademangan III, RT 06 RW 07. Identitas kedua warga ini dicampur-campur jadi satu di E-KTP yang beredar di medsos tersebut. Saat dikonfirmasi, Andy terlihat kebingungan karena baru tahu dengan kejadian ini.

"Saya juga kaget, baru tahu ini (dari wartawan). Bingung juga mau nanggepinnya soalnya saya enggak tahu," kata Andy kepada Kompas.com, Senin (6/2/2017).

Andy memastikan dirinya tidak pernah berurusan dengan pihak-pihak mencurigakan. Ia tidak mengerti bagaimana alamat tempat tinggalnya bisa menjadi alamat tempat tinggal orang lain. Ia pun tak mengenal warga bernama Sukarno di Jalan Pademangan 7.

Pada E-KTP yang beredar tersebut, informasi yang sama dengan KTP asli miliknya hanya alamat tempat tinggal dan jenis pekerjaan. Andy mengakui bekerja sebagai wiraswasta. Sedangkan informasi lain seperti NIK, foto wajah, dan lainnya yang tertera, berbeda dengan KTP asli milik dia.

"Kalau dirugikan, pasti kita rugi, kita enggak tahu (dicatut)," ujar Andy.

Rencananya ia akan menanyakan masalah ini kepada pihak RT. Andy mengaku belum didatangi petugas polisi atau RT terkait hal ini. Ia pun belum tahu apa kepentingan pihak yang mencatut alamat tempat tinggalnya itu.

"Untuk pilkada ya?" tanya Andy.

Sebelumnya, beredar tiga foto E-KTP di media sosial. Terkait gambar E-KTP dengan nama berbeda tetapi fotonya sama ini, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU ) DKI Jakarta membantah adanya identitas ganda pemilih.

"KPU sudah mengecek langsung pemilik ketiga E-KTP tersebut. Hasilnya wajah pemilik asli berbeda dengan foto dalam E-KTP yang tersebar," kata Ketua Pokja Daftar Pemilih Tetap (DPT) M Sidik, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (4/2/2017).

Dalam gambar tiga E-KTP tersebut, tertuliskan nama Mada, Saidi, dan Sukarno. Adapun Mada dan Sukarno sama-sama tinggal di Pademangan, Jakarta Utara, sedangkan Saidi tertulis tinggal di Tomang, Jakarta Barat.

NIK ketiga E-KTP itu juga terdaftar dalam DPT Pilkada DKI 2017. Menurut dia, KPU langsung melakukan pengecekan begitu mengetahui beredarnya gambar tiga E-KTP dengan nama berbeda tetapi fotonya sama tersebut. Pihak KPU Kota Jakarta Utara, misalnya, langsung menemui salah satu pemilik E-KTP atas nama Mada di wilayah Pademangan.

"Hasilnya, pemilik asli dari KTP dan NIK tersebut berbeda wajah dan fotonya dengan berita yang tersebar di dunia maya, begitu pula dua identitas lain atas nama Saidi dan Sukarno," kata Sidik. (Baca: Menyusuri Alamat Saidi, Nama dalam Salah Satu E-KTP dengan Foto Sama)

Menurut Sidik, foto asli pemilik E-KTP itu sengaja ditutup menggunakan foto orang lain oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Kemudian, kata dia, penetapan DPT disusun berdasarkan proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih dengan mendatangi langsung calon pemilih. Nama yang terdaftar akan disesuaikan dengan E-KTP dan KK.

Kompas TV Membaca Perilaku Pasangan Calon Pemimpin Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com