Pada akhirnya, PT Pelindo menyepakati pembebasan lahan dan dipergunakan untuk wisata religius.
Tinjau banjir dan lokasi pengungsian
Pada Senin (20/2/2017), Basuki mengagendakan meninjau lokasi banjir dan pengungsian. Tinjauan ini tak teragendakan sebelumnya dan tidak dimasukan pada jadwal agenda yang disebar Dinas Kominfo dan Statistika DKI.
Basuki meninjau banjir di Bukit Duri, Cipinang Muara, dan lokasi pengungsian di Universitas Borobudur.
Tinjauan ini sebelumnya jarang dilakukan Basuki ketika wilayah Jakarta terendam banjir. Dalam tinjauan itu, Basuki merayu warga yang tinggal di bantaran kali untuk bersedia direlokasi ke rumah susun.
Sebab, menurut Basuki, satu-satunya cara menanggulangi banjir adalah dengan normalisasi sungai dan saluran air lainnya.
Selain itu, di lokasi pengungsian, Basuki memastikan ketersediaan air panas dan susu untuk ibu-ibu serta anak-anak.
Resmikan RPTRA Kalijodo
Setelah meninjau banjir dan menjalani sidang pada Selasa (21/2/2017), Basuki tak langsung ke Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu (22/2/2017).
Pada Rabu pagi, Basuki menghadiri pelantikan pengurus DPP Partai Hanura di Sentul, Jawa Barat.
Basuki baru tiba di Balai Kota DKI Jakarta pada siang hari. Sore harinya, dia langsung beranjak dari Balai Kota menuju kawasan Kalijodo untuk meresmikan ruang terbuka hijau (RTH) dan RPTRA di sana.
(Baca juga: Bangun LRT, Ahok Ingin "Show of Force")
Hanya saja, Basuki datang terlambat. Ia membuat Presiden kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, Ketua Tim Penggerak PKK DKI Jakarta Veronica Tan, dan warga lainnya menunggu kedatangan Basuki di Kalijodo.
Ternyata, sebelum ke Kalijodo, Basuki menyempatkan melayat ke rumah Dennis, petugas PPSU yang meninggal akibat terseret arus Kali Betik.
Setibanya di Kalijodo, Basuki resmikan terminal parkir elektronik (TPE), RTH, dan RPTRA di sana.
Basuki juga melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Masjid Jami Al Mubarokah.