Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Pengendara Kurang Tahu soal Penutupan Simpang Kebon Nanas

Kompas.com - 14/03/2017, 12:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sutimin menilai pengguna jalan masih kurang mengetahui soal kebijakan penutupan Simpang Kebon Nanas di Jatinegara, Jakarta Timur, yang mulai diberlakukan hari ini, Selasa (14/3/2017).

"Salah satunya (itu), kurang tahu bahwa hari ini diberlakukan uji coba," kata Sutimin, kepada awak media, di Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa pagi.

Dirinya mengatakan, ketidaktahuan pengguna jalan ini juga karena belum adanya rambu tanda memutar balik yang dipasang dekat lokasi Simpang Kebon Nanas yang ditutup. Pihaknya sudah berbicara dengan pihak Dishubtrans DKI untuk memasangnya.

Untuk sosialisasi penutupan Simpang Kebon Nanas ini, menurutnya sudah dilakukan salah satunya melalui media massa.

Sutimin mengatakan, pengendara khususnya roda dua belum tahu soal lokasi perputaran pengganti yang ditunjuk akibat ditutupnya Simpang Kebon Nanas. Sehingga ada yang nekat memotong lewat trotoar ke jalur sebelahnya.

Hal itu terjadi di Jalan DI Panjaitan dari arah Utara yang mengarah ke Selatan (Cawang).

"Perputaran ada, namun pengguna sepeda motor belum memahami ke titik yang ditunjukan," ujar Sutimin.

Di samping itu, pengendara motor yang nekat naik trotoar karena ingin menghindari macet. Soal kemacetan yang mengular sampai ke lokasi penutupan Simpang Kebon Nanas itu disebutnya berasal di titik lampu lalu lintas Penas Kalimalang.

Di Penas Kalimalang, arus kendaraan dari Bekasi lewat Kalimalang yang keluar di Penas Kalimalang, ataupun yang masuk ke Kalimalang dari arah Cawang, banyak.

Sehingga, kendaraan dari arah Utara ke Selatan (Cawang) pagi ini banyak tertahan di lampu lalu lintas Penas Kalimalang tersebut. Pihak kepolisian belum mau memberi penilaian evaluasi apakah kebijakan penutupan yang dilakukan Dishubtrans DKI ini efektif atau tidak.

"Kalau bicara efektif atau tidak kita belum bisa, karena ini baru hari pertama. Ada pengguna yang terbantu, tapi ada juga yang merasa harus mutarnya jauh," ujar Sutimin.

Namun, Sutimin mengatakan, secara umum penutupan Simpang Kebon Nanas menghilangkan dampak pelanggaran lampu lalu lintas oleh pengguna jalan.

Pelanggaran yang kerap terjadi di sini misalnya pengendara dari Jalan Otista III saat akan menyeberang ke arah Jalan Kebon Nanas atau belok ke kanan Jalan DI Panjaitan arah Cawang, kerap terjebak di tengah jalan saat lampu merah. (Baca: Hindari Macet Saat Penutupan Simpang Kebon Nanas, Pengendara Motor Naik ke Trotoar)

Hal ini karena jarak menyeberang di persimpangan itu yang cukup panjang dan pengendara yang menerobos lampu lalu lintas. Begitu juga sebaliknya dari Jalan Kebon Nanas ke Otista III atau ke Jalan DI Panjaitan arah Utara.

"Crossing di sini banyak pelanggaran. Apa pelanggarannya, kalau ada lampu merah, kadang yang dari Otista nyeberang ke Kebon Nanas kendaraannya masih ada yang di tengah. Akibatnya yang di DI Panjaitan tertahan. Dari Kebon Nanas juga begitu," ujar Sutimin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com