Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Kampanye "Silent" Ahok pada Putaran Kedua Pilkada DKI

Kompas.com - 17/03/2017, 17:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada perbedaan gaya kampanye calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dengan calon wakil gubernur pasangannya, Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilkada DKI 2017. Jika model kampanye Djarot masih sama dengan putaran pertama, Ahok kini mengubah cara kampanyenya menjadi lebih senyap atau silent.

"Kalau kami sih melihat Pak Ahok tipenya sulit diatur. Dia selalu mencari wilayah yang panas, yang problem sosialnya tinggi, karena dia ngomong, 'Saya ini kan pejabat, bukan paslon yang marketing. Saya ingin produktif untuk kunjungan saya. Jadi saya enggak mikirin media,' begitu," kata politikus PDI-P, Eva Kusuma Sundari, yang juga bagian dari tim pemenangan Ahok-Djarot, Jumat (17/3/2017).

Eva menjelaskan, dari setiap kunjungan ke berbagai tempat, Ahok selalu mencatat dan mendata permasalahan apa yang dialami warga di sana. Setelah mengetahui permasalahan utama di tiap wilayah, Ahok akan memasukkan data-data tersebut untuk segera diselesaikan ketika nanti dia kembali aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Jadi lebih kepada kampanye yang sifatnya konkret, bukan untuk marketing pribadi bahwa I'm good, you choose me (Saya orang baik, anda silakan pilih saya), enggak gitu lagi. Ini mana problemnya, jadi memang lebih silent daripada (kampanye) Pak Djarot," tutur Eva.

Selama masa kampanye putaran kedua ini, kata Eva, Ahok telah menemukan sejumlah masalah mendesak warga yang butuh penyelesaian cepat. Masalah itu di antaranya kebutuhan kaum lansia (lanjut usia) yang kemudian dijadikan dasar untuk membuat Kartu Jakarta Lansia.

Pada putaran pertama Pilkada DKI, Ahok mengisi masa kampanyenya dengan menemui warga. Ia kemudian mengalami sejumlah penolakan di beberapa tempat. Setelah itu, Ahok mendesain kampanye terpusat di salah satu posko pemenangannya, Rumah Lembang. Warga, siapa saja, dipersilakan datang mengadu terkait masalah di Jakarta.

Model kampanye Djarot masih terbuka. Ia menemui warga dan mengikuti sejumlah undangan kegiatan. Meski Djarot juga sempat dapat penolakan ketika blusukan, dia tetap melakoni model kampanye yang sama pada putaran kedua ini.

Kompas TV Omelan Megawati Soal DPT Putaran Pertama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com