Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono Sindir PNS yang Tidur Saat Dia Pidato

Kompas.com - 20/03/2017, 20:26 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyindir sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Selatan yang tertidur saat dia memberikan pidato sambutan.

Peristiwa itu terjadi saat Sumarsono memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kota Jakarta Selatan, di Gedung Wali Kota Jakarta Selatan, Senin (20/3/2017).

Sumarsono mengawali sambutannya dengan memaparkan konsep musrenbang serta dilanjutkan dengan penjelasan tugasnya sebagai Plt Gubernur DKI. Sekitar 20 menit berbicara, tampak para PNS masih fokus mendengar.

Namun, setelah 35 menit berlalu, tampak suasana mulai hening. Tak lagi tampak banyak perhatian kepada Sumarsono.

Sumarsono yang melihat kejadian itu langsung menegur para PNS yang tertidur dengan nada bergurau.

"Baik Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, baik yang masih bangun maupun yang sudah tidur," ujar Sumarsono.

(baca: Ketua DPRD DKI: Saya Enggak Mau Ada APBD Bayangan)

Sindirian itu lantas membuat seluruh PNS yang ada di ruangan tertawa. Tampak sejumlah PNS yang tadinya terlihat santai langsung duduk tegap mendengar sindiran itu.

"Satu menit berarti sekali, karena tidur itu nikmat Allah. Saya sulit tidur. Betul, itu ada orang mau tidur cari obat setengah mati nggak bisa," ujar Sumarsono.

Sumarsono kemudian melanjutkan sambutannya. Namun, tampaknya Sumarsono hendak kembali membangunkan PNS yang masih belum terbangun dengan kembali menyampaikan sindiran.

Sontak sindiran itu kembali membuat PNS yang hadir tertawa.

"Baik saudara sekalian yang baru bangun tidur," ujar Sumarsono.

Sumarsono kemudian melanjutkan kata sambutannya. Kepada para PNS, Sumarsono meminta mereka untuk tetap netral saat gelaran Pilkada DKI Jakarta berlangsung.

Kompas TV Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono menyatakan ada dugaan tersumbatnya gorong-gorong di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, akibat sampah kulit kabel sebagai upaya sabotase. Pemprov DKI Jakarta sedang menelusuri asal-muasal kulit kabel yang menyumbat saluran air. Salah satu langkah penelusurannya adalah memeriksa seluruh gorong-gorong di Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com