Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi: Ada Kriminalisasi karena Kepanikan Kelompok Tertentu

Kompas.com - 23/03/2017, 21:32 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Ketua Tim Pemenangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, M Taufik menilai ada pihak-pihak yang ingin melakukan kriminalisasi terhadap Anies-Sandiaga.

Hal itu, kata Taufik terlihat dari sejumlah laporan ke pihak kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Anies-Sandiaga selama Pilkada DKI putaran kedua digulirkan.

Taufik mengklaim, ada kelompok-kelompok yang panik melihat banyaknya dukungan yang diberikan masyarakat kepada Anies-Sandiaga.

"Ini saya kira ini kan kriminalisasi, karena kepanikan kelompok-kelompok tertentu. Dukungan publik begitu kuat pada Anies-Sandi sehingga dia panik. Stoplah yang begitu-begitu, udah," ujar Taufik di Kantor DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (23/3/2017).

 

Baca: Sandiaga: Pendukung Paslon Jangan Gunakan Kedekatan dengan Pimpinan

Taufik menyindir salah satu masyarakat yang melaporkan Sandiaga ke pihak kepolisian, Fransiska Kumalawati Susilo. Fransiska melaporkan Sandiaga terkait dugaan penggelapan dalam penjualan sebidang tanah di Jalan Raya Curug, Tangerang Selatan, Banten, pada 2012.

Taufik lantas mempertanyakan laporan Fransisca yang baru melaporkan Sandiaga ketika Pilkada DKI berlangsung. Taufik yakin, adanya laporan tersebut tak akan berpengaruh terhadap elektabilitas Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI.

Taufik menegaskan akan melaporkan balik orang-orang yang melaporkan Anies-Sandiaga tanpa bukti yang jelas.

"Enggak ada pengaruhnya, cuma mengganggu pikiran aja, untuk apa sih. Kalau pun (mau) diselesaikan kasusnya tiga tahun lalu kenapa enggak tiga tahun lalu?" ujar Taufik.

 

Baca: Sandiaga Kembali Dilaporkan ke Polisi oleh Fransiska Kumalawati

"Yang enggak benerkan pasti kami laporkan lagi, pencemaran nama baik itu," ujar Taufik.

Adapun Sandiaga dua kali dilaporkan oleh Fransisca dalam dugaan penggelapan tanah dan pemalsuan kuitansi. Sedangkan Anies dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Direktur Eksekutif GACD Andar Mangatas Situmorang atas tuduhan melakukan penyelewenangan dalam kegiatan Frankfurt Book Fair tahun 2015.

Kompas TV Sandiaga: Saya Meminta Penundaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com