Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paslon pada Pilkada DKI Perlu Proaktif Redam Kampanye Hitam

Kompas.com - 06/04/2017, 18:32 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua tinggal hitungan hari. Suasana di lapangan masih "panas".

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno selaku penyelenggara menyerukan para pasangan calon untuk melakukan pilkada damai guna meredam panasnya kondisi di akar rumput.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai, konsep pilkada damai sejatinya ada di kepala masing-masing kandidat, yaitu pasangan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Pilkada damai ada di kepala masing-masing. Tapi, ini kan kompetisi. Strategi apapun yang diterapkan, yang penting menang," kata Hendri saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (6/4/2017) petang.

Hendri mengumpamakan situasinya dengan pertandingan sepak bola. Dalam sebuah pertandingan, semua pemain tahu kalau harus bermain sportif dan sesuai aturan. Namun, ada kondisi-kondisi tertentu di mana para pemain pada akhirnya berada pada situasi "panas" hingga berpotensi berbuat curang.

Terkait dengan situasi politik yang memanas, Hendri menjelaskan ada perbedaan mendasar antara kampanye negatif dengan kampanye hitam. Kampanye negatif merupakan cara menyerang lawan politik menggunakan fakta dan data yang valid. Sementara kampanye hitam adalah tindakan yang menghalalkan segala cara, termasuk fitnah, untuk menjatuhkan lawannya.

Bentuk kampanye yang saat ini terjadi di Jakarta, menurut Hendri, adalah kampanye hitam yang bukan tidak mungkin bisa memicu pada perpecahan.

"Seperti SARA yang dilakukan kedua belah pihak. SARA tidak tahu siapa yang melempar isunya, ini yang bahaya," kata Hendri.

Hendri mengatakan, para kandidat perlu strategi khusus agar bisa proaktif meredam kampanye hitam dan situasi yang memanas di kalangan warga.

"(Mereka) mengerti, paham, dan mau melaksanakan pilkada damai tapi implementasi di lapangan harus menerapkan strategi," kata Hendri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com