Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum Kelurahan Cipinang, Jaktim, Suwardi (52), membenarkan soal sampah domestik yang banyak dibuang di kali. Saat membersihkan kali, ia sering menemukan sampah plastik, kasur busa, dan kotoran manusia.
Kualitas air
Data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DKI membuktikan ketidaklayakan air Kali Sunter. Pantauan tahun 2016, mutu air kali kategori pencemaran sedang-berat. "Jika dibandingkan data 2015, kualitasnya masih kategori sama," kata Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Ali Maulana Hakim.
September 2016, air di titik pantau daerah Pondok Ranggon tercemar skala sedang, sedangkan di daerah Lubang Buaya, Kalimalang, Jatinegara Kaum, Koja, dan Yos Sudarso, semuanya kategori berat. Kategori di titik-titik itu sama pada data pantauan September 2015.
Pencemar dominan di Kali Sunter adalah bakteri coliform, termasuk Escherichia coli.
Inilah wajah Kali Sunter yang dulunya sumber kehidupan dan kini sumber penyakit. Pencemaran ini sinyal akan bahaya yang lebih besar: krisis air bersih bagi warga Ibu Kota.
(DIAN DEWI PURNAMASARI/J GALUH BIMANTARA/GESIT ARIYANTO)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 April 2017, di halaman 28 dengan judul "Sunter, dari Sumber Hidup ke Penyakit".
Baca juga: Sunter dan Punahnya Kelekatan Warga