JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit warga yang sengaja datang ke Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/4/2017) jelang tengah malam hanya untuk melihat keramaian dan banyaknya karangan bunga yang ada di sana.
Karangan bunga terus berdatangan sejak Jumat (21/4/2017) lalu yang ditujukan bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Pengiriman karangan bunga itu menyusul kekalahan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017 berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei dan real count KPU DKI.
Baca juga: Siapa Saja Pengirim Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot?
Di antara warga itu ada Handoko dan Anggraini. Mereka merupakan suami-istri yang usianya sudah tak muda lagi. Handoko yang berusia 76 tahun terlihat menggunakan tongkat ketika berkeliling melihat-lihat karangan bunga yang ada di Balai Kota. Anggraini yang berusia 66 tahun tampak terus membantu suaminya itu berjalan.
Apa alasan Handoko dan Anggraini datang ke Balai Kota jelang tengah malam?
"Jadi saya tahu ada ramai-ramai bunga di Balai Kota itu dari WhatsApp, kemudian nonton di televisi. Bapak juga pengin tahu. Nah kalau siang ke sini (Balai Kota) kan macet," kata Anggraini, kepada Kompas.com, di Balai Kota DKI Jakarta.
"Tadi juga kami pikir kalau kami datang saat siang-siang, bisa pingsan he-he-he," kata Anggraini sambil tertawa.
Anggraini menyetir sendiri mobil untuk menemani suaminya ke Balai Kota dari rumah mereka di kawasan Kedoya, Jakarta Barat. Selama berada di Balai Kota, Handoko dan Anggraini terlihat antusias melihat-lihat sambil membaca ucapan untuk Ahok-Djarot di karangan bunga.
Tak ada keluhan capek yang terlontar dari Handoko maupun Anggraini.
"Luar biasa," kata Handoko setelah melihat-lihat karangan-karangan bunga itu.
Sementara Anggraini melihat fenomena karangan itu sebagai hal yang aneh. Sebab, Ahok-Djarot kalah tetapi justru dikirim bunga dan warga semakin banyak yang datang ke Jakarta.