Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Muri Beri Rekor Karangan Bunga Terpanjang untuk Ahok-Djarot

Kompas.com - 05/05/2017, 15:10 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pendiri Museum Rekor Indonesia (Muri) Jaya Suprana menjelaskan pertimbangan pihaknya memberikan rekor kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, untuk "parade papan bunga terpanjang".

Dari pertimbangan Muri, diketahui baru kali ini ada kepala daerah yang diberi apresiasi dalam bentuk karangan bunga dengan jumlah sangat banyak.

"Kriteria terpanjang bisa dilihat dari kenyataan di lapangan bagaimana papan bunga berderet, mulai dari serambi Balai Kota lalu meluber keluar mengelilingi pagar Monas," kata Jaya, kepada Kompas.com, Jumat (5/5/2017).

(baca: Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Raih Rekor Muri)

Ketika ditanya berapa panjang parade papan bunga untuk Ahok-Djarot, Jaya menyatakan pihaknya tidak mengukur secara pasti.

Hal itu dikarenakan papan atau karangan bunga setiap hari selalu bertambah, sehingga indikator untuk menyatakan parade papan bunga itu terpanjang merujuk pada belum pernah ada parade papan bunga sepanjang seperti yang ditujukan pada Ahok-Djarot.

"Hal tersebut belum pernah terjadi untuk gubernur dan wakil gubernur di Jakarta, bahkan di Indonesia," tutur Jaya.

(baca: Selasa Pagi, Karangan Bunga Ahok-Djarot di Balai Kota Capai 5.016 )

Awalnya, Muri mencari siapa penggagas karangan bunga untuk Ahok dan Djarot. Namun, Jaya mengaku kesulitan mencari penggagas karangan bunga itu, sehingga akhirnya diputuskan bahwa yang menerima piagam rekor tersebut Ahok dan Djarot, sesuai nama yang tertera di tiap karangan bunga.

Jumlah karangan bunga untuk Ahok dan Djarot mencapai lebih dari 5.000 karangan bunga. Mayoritas karangan bunga itu memuat pesan untuk menyemangati dan mendukung Ahok-Djarot.

Karangan bunga awalnya diletakkan di dalam Kompleks Balai Kota DKI Jakarta, kemudian diletakkan di luar Balai Kota hingga mengelilingi kawasan Monas dan sekitarnya karena keterbatasan tempat di Balai Kota.

Kompas TV Beri Dukungan Untuk Ahok, Warga Penuhi Balai Kota
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com