Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Lembaga Eijkman, Lorong Waktu Biologi Molekuler

Kompas.com - 29/05/2017, 18:30 WIB

Jika tidak cermat, kita tidak bakal menyadari ada bangunan-bangunan baru. Padahal, selama kurun 2006-2007, Lembaga Eijkman mendirikan empat bangunan, yaitu laboratorium dengan keselamatan hayati tingkat 3 (BSL 3), mushala, menara air, dan tempat istirahat pengemudi. Semuanya dibuat semirip mungkin dengan rancangan bangunan asli, antara lain pada pola lengkung, ornamen tiang, dan variasi lubang ventilasi.

Orde Baru

Restorasi gedung Lembaga Eijkman bermula dari kesadaran pemerintah Orde Baru pada awal 1990-an. Saat itu, disadari dibutuhkannya suatu lembaga penelitian biomedis yang mampu mendayagunakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang biologi molekul sel. Bioteknologi kala itu jadi salah satu prioritas kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Presiden ketiga RI yang saat itu menjabat Menteri Riset dan Teknologi, BJ Habibie, menyeleksi orang yang akan membidani pendirian lembaga biologi molekuler tersebut. Didapatkanlah nama Sangkot Marzuki. Pemerintah lalu berpikir di mana lembaga itu bakal didirikan.

"Sempat terpikir mendirikan di Puspiptek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Serpong, Tangerang Selatan, Banten), pusat dari segala teknologi" ujar Herawati. Namun, Sangkot dan tim menyodorkan gedung yang pernah ditempati Lembaga Eijkman.

Gedung ini saksi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dunia bidang kedokteran. Nama ilmuwan perintis yang menonjol adalah Christiaan Eijkman, peraih Nobel tahun 1929. Ia meraih anugerah bergengsi dunia itu karena risetnya di Batavia menunjukkan, penyakit beri-beri bukan akibat mikroba, melainkan kekurangan vitamin B1. "Jadi, beliau (Habibie) bilang oke," kata Herawati.

Sangkot jadi direktur pertama Lembaga Eijkman setelah lembaga itu dihidupkan kembali.

Lembaga Eijkman berdiri pada 1888. Awalnya bernama Laboratorium voor Pathologische Anatomie en Bacteriologie (laboratorium penelitian patologi dan bakteriologi) dan berlokasi di rumah sakit militer yang sekarang Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Eijkman adalah direktur pertama laboratorium itu.

Laboratorium itu berkembang pesat menjadi pusat penelitian terkemuka, termasuk setelah ditinggalkan Eijkman yang pulang kampung dan kemudian lembaga itu dipimpin para penerusnya. Namanya berubah menjadi Laboratorium Kedokteran dan pada 1916 pindah ke gedung baru di Salemba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com