Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Lembaga Eijkman, Lorong Waktu Biologi Molekuler

Kompas.com - 29/05/2017, 18:30 WIB

Von Essen

Gedung tersebut dibangun pada 1911 dan selesai tahun 1914 berdasarkan rancangan arsitek Hein von Essen. Direktur Eksekutif Pusat Dokumentasi Arsitektur Indonesia Nadia Purwestri mengatakan, Von Essen kala itu bekerja di Departement van Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum) sebagai arsitek bangunan negara.

Von Essen adalah bagian dari arsitek-arsitek profesional yang mendapatkan pendidikan arsitektur formal di Belanda. Mereka mulai berdatangan ke Hindia Belanda memasuki abad ke-20. Mereka membawa ide seni dan arsitektur baru dari Eropa, yang terlihat pada gedung Lembaga Eijkman.

Mengutip rekan Nadia, dosen Departemen Arsitektur Universitas Indonesia, M Nanda Widyarta, gedung Lembaga Eijkman berlanggam Nieuwkunst, gaya arsitektur yang berkembang pada pergantian abad ke-19 ke abad ke-20. Nieuwkunst berkembang di Belanda bersamaan dengan langgam Art Noveau di Perancis dan Jugendstil di Jerman. Ketiganya merupakan eksperimen untuk mempertahankan kekhasan karya seni tanpa menafikan kondisi yang sudah terbentuk di Eropa Barat setelah dimulainya industrialisasi.

Von Essen juga merancang gedung School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA), cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. "Laboratorium dan gedung STOVIA yang dirancang Von Essen bersama bangunan rumah sakit membentuk sebuah kompleks kesehatan yang sangat luas di Weltevreden," ujar Nadia.

Rumah sakit yang dimaksud adalah Centrale Burgerlijke Ziekenhuis yang berdiri tahun 1919 dan sekarang beroperasi dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo. Adapun Weltevreden merujuk pada area di Jakarta Pusat yang antara lain mencakup Lapangan Banteng, Monas, Menteng, dan Cikini.

Berbagai penelitian berharga bagi ilmu pengetahuan sekaligus bagi dunia kesehatan terus dihasilkan, peneliti Laboratorium Kedokteran. SL Brug yang menjadi direktur lembaga itu kurun 1924-1932, misalnya, memberi sumbangan keilmuan lewat pengembangan pengontrolan spesies nyamuk guna memerangi malaria. Ia, pada 1927, menemukan Brugia malayi, cacing gilig yang juga salah satu penyebab filariasis limfatik (kaki gajah).

Contoh sumbangan lainnya, peneliti Eijkman, WK Mertens (tahun 1935 jadi direktur) dan AG van Veen, menemukan kaitan antara keracunan bongkrek di Banyumas, Jawa Tengah, dan mikroba Burkholderia cocovenenans. Tujuh tahun setelah wafatnya Eijkman, bertepatan dengan ulang tahun ke-50 Laboratorium Kedokteran Batavia, 15 Januari 1938, lembaga itu berganti nama menjadi Eijkman Instituut (Institut Eijkman).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com