"Tahun 1980-an, masjid direnovasi, lalu tangga yang menghubungkan antara masjid dan tempat wudu ditutup," tutur Syahlani.
Sekitar tahun 1980, masjid digunakan untuk beribadah warga Paseban, Kramat Lontar, Senen, karena lokasinya yang ada di tengah-tengah. Bangunan masjid juga terdiri dari dua bagian, yaitu bagian atas (baru) dan bawah (lama). Saat hari biasa, masjid bangunan lama dibuka untuk shalat berjemaah dan melayani para pengunjung. Adapun saat tarawih dan bulan Ramadhan, seluruh bagian masjid dibuka karena banyaknya jemaah yang datang.
Menurut Syahlani, arsitektur dari Masjid Jami Cikini banyak dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Atap masjid ini berbentuk limas terpancung dengan lengkung di ujung atap mirip bangunan kelenteng. Lalu, di bagian belakang masjid tersebut juga ada sebuah kubah yang berbentuk bulat.
Normalisasi kali
Masjid juga sudah beberapa kali mengalami renovasi. Syahlani mengingat ada perseteruan yang lumayan keras antara warga dan pemerintah saat hendak menormalisasi Kali Ciliwung. Pada 1990-an, pemerintah melaksanakan program normalisasi kali sepanjang 8 x 10 meter untuk membangun jalan inspeksi di tepi Ciliwung. Dampak dari normalisasi itu, sebagian pagar masjid yang berbatasan dengan Ciliwung terpotong dan rusak.
"Berkat perlawanan warga dan dialog antara pengurus yayasan dan Wali Kota Jakarta Pusat saat itu, masjid akhirnya tidak jadi tergusur. Hanya bagian tempat wudu saja yang menyempit," kata Syahlani.
Kini, Masjid Jami Al-Makmur tegak berdiri meski ada beberapa kerusakan, seperti atap yang kerap bocor. Saat Ramadhan, masjid memberikan hingga 200 paket makanan berbuka gratis kepada pengunjung.
Sejumlah orang ternama pun pernah beribadah di masjid tersebut, seperti Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono, Wiranto, Fuad Bawazier, dan Anies Baswedan. Saat mengunjungi masjid tersebut, Anies Baswedan berkeinginan masjid juga menjadi tempat wisata sejarah dan religi.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Juni 2017, di halaman 27 dengan judul "Wakaf Raden Saleh di Pinggir Ciliwung".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.