Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Divonis karena Hina Ahok, Rizal dan Jamran Tetap Akan Kritis

Kompas.com - 05/06/2017, 21:50 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kakak beradik Rizal dan Jamran mengaku tak akan berhenti mengkritik penguasa dan pihak yang berseberangan dengan mereka.

Kendati divonis enam bulan penjara karena dianggap menghina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di media sosial, mereka tetap merasa tak bersalah.

"Kalau saya akan bangun usaha dan akan tetap melakukan perlawanan kepada rezim yang zalim (setelah bebas)," kata Rizal di ruang tahanan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (5/6/2017).

(Baca juga: Rizal, Terdakwa Kasus SARA, Dijatuhi Hukuman 6 Bulan Penjara)

Ia mengaku akan tetap mengkritik pemerintahan yang dianggap menzalimi rakyat. Perlawanan ini, kata Rizal, tidak perlu lagi melalui media sosial, tetapi melalui aksi turun ke jalan. "Enggak perlu posting-an, langsung aksi," kata dia.

Rizal dan Jamran divonis enam bulan 15 hari penjara dan denda Rp 10 juta atas berbagai postingan-nya di Facebook dan Twitter yang menghina Ahok, Presiden Joko Widodo, serta etnis dan agama tertentu.

Sebelum ditangkap atas dugaan makar menjelang aksi 212, Rizal aktif dalam gerakan Komando Barisan Rakyat (Kobar).

Ia mengatakan, setelah bebas, akan membangun usaha, bahkan melaksanakan ibadah umrah atau plesir ke Amerika Serikat.

Adapun saudara kandungnya, Jamran, mengaku akan melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti karena kasus ini.

Tahun lalu, Jamran terpilih sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jakarta Utara.

"Saya mau ngajar lagi, kan saya dosen, saya juga Ketua KONI mau persiapan Asian Games dan banyak kegiatan lain," kata Jamran.

Adapun Jamran sebelumnya juga aktif menolak Ahok dalam komunitas Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU).

(Baca juga: Hina Ahok di Medsos, Jamran Divonis 6 Bulan Penjara)

Ia berharap, setelah ini tak ada lagi penangkapan atas posting di media sosial terhadap aktivis dan warga lainnya.

"Apa yang saya perbuat ini jangan sampai terjadi pada orang lain. Kenapa? Ekspresi orang kan di sosial media siapa saja berhak, tapi kita ingin kebebasan berekspresi ini selama masih dalam batas wajar ya masih boleh," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com