Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Becak Motor Jakarta, Garis Akhir Ikon Transportasi Ibu Kota

Kompas.com - 12/06/2017, 21:38 WIB

Oleh: Dian Dewi Purnamasari

"Otok... otok... otok.." Suara becak motor nyaring di pertigaan Pejompongan, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2017). Bemo yang sudah butut, bercat kusam, dan berkarat "mangkal" di sana. Berusia lebih dari 50 tahun, bemo-bemo itu setia mengantar anak sekolah, orang belanja ke pasar, hingga pekerja kantoran.

Setiap pagi, Sutino atau Kinong (58) mangkal dengan bemonya di kolong Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Ia menunggu pelanggan orang-orang berkantor di Menara Batavia, Sahid Jaya, Citywalk, Le Meridien, Intiland, maupun Bank ANZ. Ia bekerja dua jam, pukul 06.30-08.30. Tugasnya hanya mengantar orang-orang kantor itu pada jam kerja. Rutenya Karet Tengsin-Sudirman.

Kinong jadi sopir bemo sejak tahun 1976, saat bemo berjaya, 1970-1990-an. Tahun 1980-an, sopir bemo jadi kebanggaan. Pesaingnya sedikit.

Rute Tanah Abang-Bendungan Hilir, misalnya, pesaingnya hanya bus kota PT SMS. Bukan hanya sopir, keluarga masa itu bangga berpiknik menumpang bemo. Orderan pun ramai. Kala itu, dalam sehari, Kinong bisa mengantongi Rp 4.000, saat harga emas Rp 2.000 per gram.

"Uang Rp 4.000 itu kalau dirupiahkan sekarang Rp 1 juta kali, ya? Banyak pokoknya," katanya.

Meskipun penghasilannya banyak, Kinong tidak mengelola uangnya dengan baik. Ia biasa mabuk-mabukan, berjudi, dan foya-foya. Tidak untuk ditabung.

Arief Adityawan, anggota komunitas pencinta bemo, dalam Aikon.org menuliskan, daerah operasi bemo tahun 1960-an adalah Menteng, mulai Pasar Boplo ke Latuharhary, Sarinah, SMA Kolese Kanisius, dan sekitarnya. Lalu, ketika izin operasi bemo di bilangan Menteng dicabut, banyak sopir bemo mengalihkan rute ke Pasar Bendungan Hilir.

Waktu berlalu. Tahun 2010, bemo terpuruk karena banyak pesaing. Apalagi, sejak 1996, bemo dilarang digunakan sebagai angkutan lingkungan. Rata-rata pemilik bemo sudah tak punya surat-surat kelengkapan seperti STNK. Sopir pun selalu kucing-kucingan dengan petugas dinas perhubungan.

Tersisih

Adolf Heuken, SJ dalam Atlas Sejarah Jakarta (Cipta Loka Caraka, 2014) menuliskan, bemo diimpor pertama dari Jepang menyambut Asian Games IV tahun 1962. Keberadaannya jadi kebanggaan masyarakat Jakarta.

Bemo ada atas pesanan khusus presiden pertama RI Soekarno. Bemo atau becak motor di antaranya menggantikan angkutan becak yang sesuai jiwa zamannya dinilai tidak memanusiakan manusia, penggenjot becak. Sejak itu, bemo turut mewarnai jalanan dan mobilitas keluarga Ibu Kota.

Bemo dipinggirkan sekitar tahun 1971. Pada masanya, bemo pernah melintasi jalur Pasar Tanah Abang. Jajang (50), sopir bemo yang 15 tahun beroperasi di Pejompongan, mengatakan, rute bemo di jalur Tanah Abang dihapus karena jalan kian macet. Akhirnya, sopir bemo memilih rute baru, Bendungan Hilir hingga sekitar Perusahaan Air Minum (PAM) DKI, lalu kawasan Karet-Sudirman hingga kolong Karet sebelum Pasar Tanah Abang.

Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, saat ini tersisa 213 bemo. Namun, yang masih beroperasi hanya 163, di antaranya beroperasi di Mangga Dua, Grogol, Olimo, Bendungan Hilir, Karet, Buaran, dan Manggarai.

Seiring pembatasan daerah operasi, pendapatan sopir menurun. Dalam sehari, paling tidak Kinong hanya mendapat Rp 160.000. Itu pun dengan catatan keluar dua kali sehari, pukul 06.30-08.30 dan 17.00-19.30.

Syafei (40), warga Garut, Jawa Barat, yang lima tahun jadi sopir bemo mengatakan, persaingan paling ketat dirasakan antara bemo dan ojek daring. Dulu penghasilannya lumayan, kini Rp 50.000-Rp 100.000 per hari. Penghasilan kotor itu masih dipotong setoran kepada pemilik bemo Rp 40.000 per hari.

Selain pamornya meredup, suku cadang bemo mulai sulit dicari. Perusahaan produsen suku cadang bemo adalah Daihatsu Midget. Namun, masih banyak toko dan bengkel bisa memproduksi suku cadang tiruan, di antaranya di Kebon Kacang dan Pasar Tanah Abang.

Jika onderdil tak tersedia, para montir bemo akan memodifikasi dengan mengelas atau menggunakan mesin bubut. "Masih banyak toko onderdil menjual kebutuhan bemo. Di Kebon Kacang dan Tanah Abang," ujar Syafei.

Larangan beroperasi

Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengeluarkan peringatan larangan beroperasi bemo sejak 6 Juni 2017. Sebelumnya, bemo sudah ditertibkan dan diremajakan dengan mikrolet atau angkutan pengganti bemo.

Bemo dinilai tak layak lagi sebagai angkutan lingkungan karena menimbulkan polusi. Kecemburuan sopir moda lain seperti metromini yang kerap dirazia juga jadi pertimbangan.

"Kalau bemo tidak segera ditertibkan, akan terus menimbulkan kecemburuan. Ribuan metromini kami kandangkan karena usianya tua dan tidak layak beroperasi," ujar Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan DKI Jakarta Regitta MS.

Empat opsi ditawarkan Dishub DKI kepada sopir. Opsi pertama, Organda akan memberi kredit dengan uang muka Rp 5 juta untuk beli bajaj baru. Kedua, jika memiliki SIM A umum, sopir bemo akan dialihkan menjadi sopir angkutan pengganti bemo atau mikrolet. Ketiga, jika kondisi bemo masih bagus, bisa diusulkan jadi ikon Jakarta di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Terakhir, sopir yang usianya produktif dan ber-KTP DKI Jakarta bisa didaftarkan menjadi petugas penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU).

Sayang, banyak sopir bemo tak bisa mengikuti opsi dari pemerintah tersebut. Menurut Kinong, 40-50 persen pengemudi bemo ber-KTP daerah. Selain itu, rata-rata usia sopir bemo di atas 40 tahun. Sementara syarat yang diajukan Dishub untuk merekrut sopir bemo menjadi PPSU maksimal usia 35 tahun.

"Kami mau-mau saja diganti bajaj. Tapi, apa bisa desain bajaj dibikin seperti bemo? Bemo bisa mengangkut sampai tujuh orang, bajaj hanya dua," kata Kinong.

Kini, para sopir bemo harap-harap cemas, seperti Syarief. Istri dan tiga anaknya menanti kiriman uang. Adapun Kinong berharap bertahan dari sisa kejayaan. Mereka berharap Dishub memedulikan masalah sosial yang mereka hadapi.

Kini, pamor bemo telah redup. Moda kebanggaan pada zamannya itu menyusul becak, yang digantikannya.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 Juni 2017, di halaman 27 dengan judul "Garis Akhir Ikon Transportasi Ibu Kota".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Megapolitan
KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

Megapolitan
Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Megapolitan
Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di 'Pabrik Narkoba' Bogor

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di "Pabrik Narkoba" Bogor

Megapolitan
Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Megapolitan
Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Sespri Iriana Ikut Pilkada Bogor, Klaim Kantongi Restu Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com