Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Uang di Pinggir Jalan

Kompas.com - 21/06/2017, 04:00 WIB
Auzi Amazia Domasti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Seorang perempuan berkulit sawo matang dan bertopi bundar berjalan mondar-mandir di Jalan Lapangan Stasiun, Pinangsia, Jakarta Barat. Tangannya memegang bergepok-gepok uang rupiah keluaran terbaru. Di dalam tas ranselnya yang digendong menghadap ke depan, tersimpan lebih banyak lagi uang baru.

Pasaribu, namanya. Ia menjajakan uang rupiah cetakan terbaru. Dia bekerja persis di depan underpass penghubung Stasiun Jakarta Kota dengan Museum Bank Mandiri. Perempuan itu ternyata tidak sendirian.

Beberapa orang perempuan dan lelaki juga menawarkan jasa penukaran uang. Mereka beroperasi di sekitar Museum Bank Mandiri di kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Ada yang berdiri menunggu, ada pula yang berjalan ke sana ke mari menawarkan uang baru.

Setiap menjelang hari raya Idul Fitri, para penjaja uang baru di sekitar kota tua bertambah jumlahnya. Umumnya, mereka bekerja berkelompok. Berlembar-lembar uang rupiah yang totalnya mencapai jutaan rupiah itu akan 'dibeli' oleh orang yang ingin menukarkan uangnya menjadi pecahan seperti Rp 1.000,00, Rp. 2000,00, Rp5.000,00, Rp 10.000, dan Rp 20.000,00.

Cukup banyak orang yang berminat menukar uang. Pada hari lebaran, uang keluaran terbaru dibagikan pada sanak saudara, terutama anak-anak. Membagikan uang pada anak-anak atau kerabat yang lebih muda di hari raya sudah menjadi tradisi di berbagai daerah di Indonesia.

Namun, menukar uang baru pada penjaja di sini tentu tidak bisa dengan jumlah yang sama. Anda harus membayar lebih mahal.

Pasaribu menegaskan bahwa uang yang ditawarkannya bukan uang palsu. “Uang asli lah ini. Nggak mungkin saya jual palsu, mana mau saya cari masalah,” katanya meyakinkan calon pembeli, Selasa siang (20/06/2017).

Perempuan yang berasal dari Medan ini mengatakan sudah melakoni profesi ini sejak 40 tahun yang lalu. Ia mengaku pekerjaan ini bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Bahkan, dia mampu membiayai pendidikan keempat anaknya hingga tingkat perguruan tinggi.

Dua tahun belakangan, ia bekerja di sekitar Museum Bank Mandiri. Sebelumnya, Pasaribu menjajakan uang di sekitar Terminal Pulo Gadung. Dengan alasan lebih dekat dengan tempat tinggalnya di Grogol, ia pun pindah ke kawasan Kota Tua Jakarta.

Keuntungan yang bisa dikantongi perempuan ini tidak sama setiap harinya. Besarnya keuntungan tergantung pada negosiasi dengan orang yang ingin menukar uang. Selain itu, jumlah orang yang berminat menukar uang juga menentukan keuntungan yang bisa diraupnya.

Rata-rata, Pasaribu dan para penjaja uang baru mengambil untung sekitar 10 hingga 35 persen dari nilai uang yang ditukar. Dia tidak bisa mengambil keuntungan terlalu tinggi karena calon penukar uang bisa pindah ke orang lain yang menawarkan harga lebih murah.

Jika ingin mendapat uang keluaran terbaru senilai Rp 500.000, maka Anda harus menyiapkan uang minimal Rp 550.000. Harga jual uang keluaran terbaru berbeda-beda, tergantung pada jenis pecahan yang dibutuhkan.

AUZI AMAZIA/KOMPAS.com Banyak calo yang melakukan transaksi penukaran uang rupiah keluaran tahun emisi 2016

“Iya mau bagaimana lagi? Saya beli paling mahal dari yang lainnya, jadi memang harus segitu harganya,” kilahnya.

Penjaja uang lain pun mengatakan uang pecahan RP 1.000 dan Rp 5.000,00 termasuk paling mahal. Karena, banyak orang membutuhkan uang pecahan tersebut. Ada yang menjual dengan mengambil keuntungan sebesar Rp 35.000,00 untuk penukaran uang senilai Rp 100.000. Dan berlaku pula untuk kelipatan selanjutnya.

Meski mahal, tetap saja ada orang yang mau membeli. Yuniawati (22), seorang mahasiswa arsitektur mengaku sempat ragu uang tersebut palsu. Namun, setelah meraba dan menerawang, ia yakin uang itu asli.

Dia merogoh Rp 1.000.000,00 dari kantongnya untuk mendapat uang baru senilai Rp 900.000,00 dengan pecahan Rp 2.000,00, Rp 5.000,00, Rp 10.000,00 dan Rp 20.000,00.

“Beli di sini karena titipan saudara. Tadi sempat ke bank (Mandiri), tapi sudah nggak ada uang baru. Adanya tinggal Rp 20.000,00, itu juga yang (cetakan) lama,” kata Yuni.

Dia rela membayar lebih demi mendapatkan luang cetakan terbaru. Segepok uang itu siap dibagikan saat lebaran nanti.

Kalau berminat, Anda bisa datang ke sekitar Kota Tua untuk menukar uang lama dengan uang cetakan teranyar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Gibran Rakabuming Sumbang Sapi Seberat 500 Kg ke Masjid Agung Al-Azhar

Megapolitan
Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Habis Isi Bensin, Motor Pedagang Tahu Bulat Hangus Terbakar di Pamulang

Megapolitan
Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Mendiang Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Puluhan Tahun Tak Dapat Bantuan gara-gara Tak Urus Administrasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com